"Benar-benar lelaki biadab, mereka melakukan teror kepada kaum perempuan, terutama pengguna angkot," ujar Indriwanti, seorang karyawati bank swasta kepada ANTARA News, merujuk pemerkosaan terhadap seorang mahasiswa oleh beberapa pria yang sampai saat ini belum satu pun ditangkap polisi.
Amarah sama membuncahnya juga dilontarkan Manda Aprianti, seorang ibu rumah tangga.
"Amit-amit banget deh, harusnya para pelaku dihukum berat. Kalau perlu dihukum mati, karena tindakan mereka jahat sekali," ujar Manda yang mengaku menjadi was-was dan gelisah setiap kali menaiki angkutan umum. Padahal setiap hari dia harus menggunakan angkutan umum untuk bepergian.
Sementara Laura Kesiayani yang mengaku jarang menggunakan angkutan umum, peristiwa biadab itu ternyata mempengaruhi keamanan psikologisnya".
"Gara-gara banyak pemerkosaan, orang tua dan pacar melarang saya pulang malam, apalagi pergi sendirian. Duh, jadi ribet dan serba ketakutan deh," ujar Indah, seorang mahasiswi semester lima di salah satu universitas swasta Jakarta.
Tanggapan sama kritisnya disampaikan seorang siswi SMK kelas XI, Nur Azizah.
"Iih.. capek deh, kita kan jadi ketakutan dan tidak merasa aman. Naik busway digrepe, naik angkot takut diperkosa, bahkan jalan kaki aja bisa ditabrak mobil. Apa kita terbang saja ya," ujar remaja berusia 16 tahun ini.
Untuk mencegah kejahatan terhadap perempuan di angkutan dan ruang publik terus terjadi, Nur melontarkan gagasan unik dengan usulan kehadiran sopir angkot berjenis kelamin perempuan.
"Pasti perempuan berebutan deh, semua mau naik angkot khusus perempuan ini," ujar Nur.
M048
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2012