1.000 HPK juga periode “emas” bagi anak untuk dibina dengan baik

Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan pondasi utama bagi manusia masa depan yang produktif dan cerdas bagi pengembangan pembangunan negara.

“Pada periode ini, terjadi proses perkembangan otak, pertumbuhan badan, perkembangan sistem metabolisme tubuh dan sistem pembentukan kekebalan tubuh yang begitu cepat,” kata Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

Nopian menuturkan 1.000 HPK merupakan masa yang dimulai sejak awal konsepsi (pembuahan) atau selama 270 hari masa kehamilan serta 730 hari setelah kelahiran (sampai anak berusia 2 tahun).

Di mana dalam 200 hari sebelum terjadinya konsepsi (pembuahan), harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya seperti meminum vitamin yang mengandung asam folat, DHA dan B3.

"Periode 1.000 HPK juga periode “emas” bagi anak untuk dibina dengan baik sehingga perkembangan berkembang secara optimal," katanya.

Nopian menjelaskan masa tersebut perlu dikawal seserius mungkin guna mencegah anak terkena stunting yang menjadi salah satu bagian dari double burden malnutrition yang berdampak merugikan dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi.

Baca juga: Pakar gizi: generasi prima butuhkan "1.000 HPK"
Baca juga: Pentingnya nutrisi pada 1.000 hari pertama kehidupan

Menurut dia, dalam jangka pendek, stunting berdampak pada perkembangan sel otak yang menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal. Sementara jangka panjang menyebabkan kemampuan kognitif anak rendah sehingga tidak produktif dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

Mencegah stunting terjadi, BKKBN telah menyediakan kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) bagi orang tua dan keluarga yang ingin mengasah keterampilan dan pengetahuan dalam pengasuhan.

Setiap kegiatan yang dilakukan akan mendapat bimbingan dari kader BKB untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak.

Dirinya turut menyarankan untuk mencegah terjadinya stunting, orang tua harus memberikan pola asuh yang tepat pada anak usia nol hingga 12 bulan, melalui stimulasi secara penuh untuk meningkatkan perkembangan motorik halus, kasar, sosial dan bahasa pada bayi.

“Dalam hal ini juga harus memberikan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif sampai usia enam bulan serta pemberian ASI bersama dengan MP-ASI sampai anak berusia dua tahun termasuk memberikan imunisasi secara lengkap, vitamin A, zink dan obat cacing untuk penanganan bayi stunting,” ucap Nopian.

Pengurus Ikatan Dokter Anak Indonesia Fitri Hartanto mengatakan Nutrisi sangat penting di awal tahun kehidupan, nutrisi optimal sejak konsepsi hingga masa bayi dan anak usia dini sangat penting untuk mencapai potensi maksimal.

Sebab terdapat tiga area perubahan yang utama yakni berat badan meningkat 300 persen pada tahun pertama dan panjang bertambah 75 persen dalam 2 tahun pertama. Kedua percepatan pertumbuhan sel otak 80 persen, mencerminkan perubahan neuroanatomi, neurokimia, dan neurofisiologi dan ketiga yakni perkembangan imunitas bawaan dan adaptif.

Baca juga: DPR: Kesejahteraan ibu dan anak kunci atasi "stunting"
Baca juga: Kelas Orang Tua Hebat BKKBN dorong inovasi keluarga cegah stunting
Baca juga: Menko PMK: Cegah stunting dengan pemenuhan gizi bagi ibu dan bayi

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022