sudah ada progres kesembuhannya 80 persenBanda Aceh (ANTARA) - Dinas Pangan dan Pertanian Kota Sabang menyebutkan pemerintah kota setempat menutup sementara lalu lintas hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing dan lainnya masuk ke daerah Pulau Weh itu, guna mencegah penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) semakin parah.
“Iya, untuk sementara waktu ini (ditutup), belum ada batas waktu, tunggu kebijakan selanjutnya dari pemerintah,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan hewan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Sabang Jaya Saputra saat dihubungi dari Banda Aceh, Rabu.
Saat ini terdapat 15 ekor sapi di pulau paling barat Indonesia itu terinfeksi wabah PMK, berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Balai Veteriner (Bvet) Kementerian Pertanian di Medan, Sumatra Utara.
Pihaknya mencatat ada sekitar 1.783 ekor ternak sapi di Sabang yang tersebar di tiga kecamatan meliputi Sukakarya, Sukajaya dan Sukamakmue.
Jaya mengatakan, penutupan sementara lalu lintas hewan ke Sabang ini berdasarkan surat edaran dari Wali Kota Sabang.
Baca juga: Wabah PMK infeksi 15 ekor sapi di Pulau Weh Sabang Aceh
Baca juga: Hewan kurban di Aceh Utara diwajibkan miliki surat bebas PMK
Ia menjelaskan, saat ini dibutuhkan peran pihak karantina hewan untuk memperketat pengawasan di pelabuhan sebagai pintu masuk ke Sabang .
“Pihak karantina hewan memiliki aturan yang sangat ketat, sehingga sapi tidak bisa masuk ke Sabang untuk sementara, termasuk kambing, kerbau, dan domba,” katanya.
Jaya menjelaskan, 15 kasus PMK di Sabang ini bermula ketika dua ekor sapi dari Kabupaten Aceh Besar masuk ke Sabang pada medio Mei lalu.
Kondisi saat itu, kata dia, di wilayah Aceh Besar sedang meningkatnya wabah kasus PMK. Namun, saat pemeriksaan karantina hewan di pelabuhan, dua sapi yang dikirim ke Sabang ini dalam kondisi sehat, tidak menunjukkan terindikasi PMK.
“Waktu masuk ke Sabang, sapinya belum menampakkan gejala klinis, setelah dua Minggu di Sabang baru nampak, karena memang masa inkubasinya seperti itu,” katanya.
Sehingga petugas mengambil beberapa sampel pada sapi di Sabang untuk dilakukan pemeriksaan guna mendeteksi PMK di laboratorium Balai Veteriner (Bvet) di Sumatra Utara, dan hasilnya positif PMK.
Oleh karena itu, kata Jaya, pihaknya terus berupaya untuk melakukan pengobatan terhadap ternak yang terinfeksi PMK di Sabang. Sekaligus melakukan upaya pencegahan, sembari menunggu vaksin PMK.
“Alhamdulillah pantauan kita sapi-sapi ini sudah ada progres kesembuhannya 80 persen, belum bisa kita sampaikan sembuh total. Kita juga siapkan obat yang bisa kita tangani langsung kepada ternak,” katanya.
Pihaknya juga mengimbau peternak di wilayah Sabang untuk melakukan upaya pencegahan agar ternak terhindari dari infeksi wabah PMK.
Baca juga: 85 ekor hewan ternak di Aceh Besar terserang penyakit mulut-kuku
Ia menjelaskan, saat ini dibutuhkan peran pihak karantina hewan untuk memperketat pengawasan di pelabuhan sebagai pintu masuk ke Sabang .
“Pihak karantina hewan memiliki aturan yang sangat ketat, sehingga sapi tidak bisa masuk ke Sabang untuk sementara, termasuk kambing, kerbau, dan domba,” katanya.
Jaya menjelaskan, 15 kasus PMK di Sabang ini bermula ketika dua ekor sapi dari Kabupaten Aceh Besar masuk ke Sabang pada medio Mei lalu.
Kondisi saat itu, kata dia, di wilayah Aceh Besar sedang meningkatnya wabah kasus PMK. Namun, saat pemeriksaan karantina hewan di pelabuhan, dua sapi yang dikirim ke Sabang ini dalam kondisi sehat, tidak menunjukkan terindikasi PMK.
“Waktu masuk ke Sabang, sapinya belum menampakkan gejala klinis, setelah dua Minggu di Sabang baru nampak, karena memang masa inkubasinya seperti itu,” katanya.
Sehingga petugas mengambil beberapa sampel pada sapi di Sabang untuk dilakukan pemeriksaan guna mendeteksi PMK di laboratorium Balai Veteriner (Bvet) di Sumatra Utara, dan hasilnya positif PMK.
Oleh karena itu, kata Jaya, pihaknya terus berupaya untuk melakukan pengobatan terhadap ternak yang terinfeksi PMK di Sabang. Sekaligus melakukan upaya pencegahan, sembari menunggu vaksin PMK.
“Alhamdulillah pantauan kita sapi-sapi ini sudah ada progres kesembuhannya 80 persen, belum bisa kita sampaikan sembuh total. Kita juga siapkan obat yang bisa kita tangani langsung kepada ternak,” katanya.
Pihaknya juga mengimbau peternak di wilayah Sabang untuk melakukan upaya pencegahan agar ternak terhindari dari infeksi wabah PMK.
Baca juga: 85 ekor hewan ternak di Aceh Besar terserang penyakit mulut-kuku
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022