Jakarta (ANTARA) - Selandia Baru membutuhkan kompetisi sepak bola yang lebih kompetitif pada tingkat lebih tinggi seandainya ingin meningkatkan profil sepak bola di negara gila rugby itu, kata pelatih Danny Hay setelah timnya tersingkir dari playoff Piala Dunia 2022.
Negeri Kiwi itu kalah secara kontroversial dalam pertandingan playoff antarbenua melawan Kosta Rika di Doha meskipun mendominasi laga yang berlangsung Rabu dini hari itu.
Itu adalah playoff keempat berturut-turut Selandia Baru setelah menjuarai zona Oseania yang sekaligus juga kekalahan ketiga berturut-turut setelah ditekuk Meksiko menjelang putaran final 2014 dan Peru menjelang Piala Dunia terakhir di Rusia.
Selandia Baru kembali menjadi juara Oseania 2022 tetapi hanya memainkan lima pertandingan melawan negara-negara kecil di Pasifik.
Baca juga: Kosta Rika segel tiket ke Piala Dunia 2022 usai kalahkan Selandia Baru
Baca juga: Pelatih Kosta Rika senang pemain veteran balas kepercayaannya
“Kami membutuhkan pertandingan yang bermakna pada level yang lebih tinggi,” kata Hay. “Sungguh sulit manakala kami tidak mendapatkan laga-laga konsisten yang sungguh penting."
“Adalah satu soal saat kami memainkan pertandingan persahabatan menghadapi lawan yang berkualitas tetapi pada pertandingan di mana Anda dihadapkan pada elemen tekanan yang melekat pada mereka, di mana Anda harus menang, saya kira akan sangat bagus jika kami biasa menghadapinya."
"Dan saya kira itu akan membuat profil pertandingan menjadi lebih tinggi lagi karena satu pertandingan besar setiap empat tahun belumlah cukup," kata dia seperti dikutip Reuters.
Oseania dipastikan mendapatkan satu slot dalam Piala Dunia berformat 48 tim yang mulai digelar di Amerika Utara pada 2026 dan, mengingat dominasi Selandia Baru di kawasan ini, maka berpeluang menjadi favorit mencapai putaran final empat tahun ke depan.
Baca juga: Australia lolos Piala Dunia usai menang adu penalti lawan Peru
Baca juga: Kans empat negara dapatkan dua tiket terakhir Piala Dunia 2022
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022