Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore masih terus melemah seiring pelaku pasar yang menanti pengumuman hasil rapat bank sentral AS The Federal Reserve.
Rupiah ditutup melemah 46 poin atau 0,31 persen ke posisi Rp14.745 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.699 per dolar AS.
"Ekspektasi The Fed akan menaikkan 75 basis poin malam ini sangat menekan rupiah dan menguatkan USD," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Pelaku pasar bersiap untuk kenaikan suku bunga agresif dari The Federal Reserve yang mencoba mengekang inflasi.
Meningkatnya ekspektasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga lebih besar dari perkiraan sebelumnya membuat investor gelisah.
Indeks S&P 500 jatuh untuk mengkonfirmasi pasar bearish dan mengintensifkan kekhawatiran atas prospek ekonomi.
Indeks dolar AS sendiri naik 0,1 persen ke level 105,27, setelah sebelumnya naik ke level 105,32, terkuat sejak Desember 2002.
Dengan inflasi dan kekhawatiran terkait pertumbuhan yang mengganggu ekonomi di seluruh dunia, dolar AS telah diuntungkan dari arus safe haven dalam beberapa minggu dan bulan terakhir.
"Tergantung pada hasil FOMC malam ini. Apabila The Fed hanya menaikkan 50 bps sesuai rencana awal, makan rupiah diperkirakan akan rebound menguat esoknya," ujar Lukman.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.725 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.709 per dolar AS hingga Rp14.758 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi Rp14.746 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.729 per dolar AS.
Baca juga: Dolar AS sedikit naik saat pedagang tunggu pergerakan suku bunga Fed
Baca juga: Harga minyak naik di tengah perkiraan kenaikan besar suku bunga AS
Baca juga: Emas jatuh lagi karena dolar dan imbal hasil obligasi AS lebih kuat
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022