London (ANTARA News) - Penarikan pertama pasukan Inggris dari Irak dapat berlangsung awal musim semi ini dan sepenuhnya keluar dari Irak dalam waktu dua tahun, kata suratkabar "Daily Telegraph" hari Selasa di London.
Koran itu mendasarkan beritanya pada wawancara dengan Letnan Jenderal Nick Houghton, orang kedua dalam kepemimpinan balatentara gabungan pimpinan Amerika Serikat di Irak.
Jenderal itu menekankan bahwa pemikirannya sejalan dengan atasannya dari Amerika Serikat, Jenderal George W Casey, kata harian tersebut seperti dikutip Kantor Berita Jerman DPA.
Diperkirakan pengurangan awal dari ke-8.000 tentara Inggris di Irak itu dapat dimulai musim semi tahun ini.
Penarikan itu akan melibatkan satu dari empat kelompok tempur, dengan yang kedua kemungkinan berlangsung pada November 2006.
Upaya itu akan dilakukan baik untuk balatentara Amerika Serikat maupun Inggris dimulai dari propinsi paling tenang, dan tempat lain untuk masuk markas, tempat mereka melihat kemampuan polisi dan Pengawal Bangsa Irak menangani tugas mereka.
Saat pemerintah Bagdad yakin pasukan Irak mampu memelihara keamanan, penarikan ahir balatentara asing akan dilakukan.
Tapi, siasat keluar tergantung pada dua hal tak diketahui, kata koran itu. Pertama ialah kemampuan politisi Irak mengatasi perbedaan mereka dan membentuk pemerintah kesatuan bangsa.
Yang kedua adalah apakah Pengawal Bangsa dan polisi, di depan pemerontakan keras dan tentara aliran, dapat menjamin keamanan Irak terpadu.
Kerusuhan di Basra, Irak, tempat 8.000 tentara Ingris ditugaskan, kemungkinan besar menandai kecemasaan rakyat Inggris atas tentaranya, kata surat kabar berhaluan kiri "Guardian".
Pemerintah Inggris menolak mengatakan kapan pasukannya ditarik dari Irak dan Menteri Pertahanan John Reid menyatakan pasukanya akan tetap berada di Irak "selama mereka dibutuhkan dan diminta oleh rakyat Irak".(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006