Bangkok (ANTARA News) - Lebih dari 37 persen atau mayoritas responden Thailand berharap bahwa perombakan kabinet Thailand akan meningkatkan efisiensi kerja pemerintah, kata satu survei yang disiarkan pada Minggu.
Setelah perombakan kabinet pekan lalu, yang melibatkan 16 menteri, satu jajak pendapat dilakukan oleh Universitas Suan Dusit Rajabhat di antara 2.507 orang dari 18-21 Januari mengenai masalah ini.
Jajak pendapat itu menunjukkan 37,50 persen responden berharap bahwa perombakan kabinet akan meningkatkan kemampuan pemerintah, sementara 22,32 persen mengatakan mereka akan menunggu dan melihat kinerja pendatang baru untuk sementara waktu.
Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa 80,13 persen responden merasa puas dengan penggantian Menteri Pertahanan Jenderal Yutthasak Sasiprapa sebagai wakil perdana menteri yang bertanggung jawab atas urusan keamanan, sementara 78. 65 persen setuju dengan penempatan baru Na Ranong Kittiratt sebagai wakil perdana menteri dan menteri keuangan.
Mengenai manfaat perombakan pertama pemerintahan Yingluck Shinawatra, 47,31 persen penjawab mengatakan akan memberikan kesempatan kepada pendatang baru yang kompeten untuk bekerja bagi pemerintah dan 40,86 persen mengatakan perombakan itu akan membantu meningkatkan kinerja pemerintah.
Namun, ketika ditanya tentang kerugian, 46,98 persen mengatakan perombakan kabinet bisa mengganggu pekerjaan pelayanan, karena menteri baru mungkin perlu waktu untuk mempelajari peran baru mereka dan baru kemudian mempercepat pelayanan.
Setelah usulan Yingluck diajukan pada 16 Januari, Raja Bhumibol Adulyadej pada 18 Januari mendukung perombakan kabinet yang melibatkan 16 jabatan menteri - sepuluh pendatang baru dan enam bertukar posisi.
Ini merupakan perubahan relatif besar yang terjadi hampir enam bulan setelah Partai Pheu Thai yang berkuasa mengambil-alih pemerintahan pada Agustus.
(H-AK/B002)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012