Palembang (ANTARA News) - Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, ekonomi pasar sosial yang berkeadilan harus lebih diutamakan.

"Pemerintah sebenarnya telah memberikan akses yang sama terhadap sumber kekayaan alam kepada seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan ekonomi pasar sosial yang berkeadilan itu," katanya di Palembang Senin.

Dia mengungkapkan itu dalam orasi ilmianya saat wisuda sarjana dan Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Poltik Candradimuka Palembang, Senin.

Wisuda yang dihadiri Wakil Gubernur Sumsel H Eddy Yusuf itu dilantik sebanyak 501 orang Sarjana yang terdiri dari 318 lulusan Pascasarjana dan selebihnya program Strata I.

Lebih lanjut dia mengatakan, untuk mewujudkan itu semua pihaknya terus mendorong sehingga bangsa Indonesia menjadi lebih kreatif, inovatif dan mampu bersaing.

Selain itu pihaknya menawarkan kaji ulang terhadap cara mengelola kekayaan alam agar lebih berkeadilan tersebut, ujar dia.

Menurut dia, upaya yang perlu dilakukan antara lain renegoisasi kontrak haruslah dimaknai sebagai upaya mencapai suatu keseimbangan yang berkeadilan, baik hak negara berupaya royalti, devestasi dan keikutsertaan peran masyarakat.

Dalam kesempatan itu dia mengatakan bahwa perekonomian Indonesia terus tumbuh dimana pada tahun 2000 pendapatan perkapita sebesar 800 Dollar Amerika dan sekarang telah mencapai 5.500 Dollar merika, kata dia.

Begitu juga tingkat kemiskinan 19,1 persen pada tahun 2000 dan sekarang turun menjadi 12,36 persen, ujar dia.

Sementara tingkat pengangguran berhasil diturunkan dari 11,2 persen pada 2005 menjadi 6,56 persen hingga Agustus 2011.

Namun, lanjut menteri, kesemua keberhasilan itu harus terus ditingkatkan lagi bahkan lebih dipercepat.

Dikatakannya, melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada 2025 dengan pedapatan perkapita berkisar 14.250 Dollar Amerika hingga 15.500 Dollar Amerika.

Menurut dia, untuk mencapai itu semua diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4 persen hingga 7,5 persen pada periode 2011-2014.

Melalui angka tersebut maka pada 2025 bangsa Indonesia akan menempatkan diri sebagai kekuatan ekonomi 12 besar dunia melalui pertumbuhan ekonomi tinggi, inklusif dan berkelanjutan, kata dia lagi. (U005/B008)





(T.U005/B/B008/B008) 23-01-2012 12:21:15

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012