Dari pantauan ANTARA, mayoritas umat adalah warga keturunan Tionghoa dari berbagai tempat di Jabodetabek. Mereka berkerumun di area parkir klenteng dan sebagian bersembahyang di 13 altar dewa yang terletak di dalam klenteng.
"Saya datang bersama cucu saya ke klenteng ini untuk melihat kembang api. Di rumah saya bosan," ujar komedian Mpok Nori, di sela prosesi pesta kembang api.
Menurut dia, perayaan Imlek tak hanya terbatas pada umat tertentu saja melainkan seluruhnya. Khususnya mereka yang ingin mencari hiburan di malam hari.
"Saya senang di sini banyak hiburan. Ada tampilan musik, kembang api," ujar Mpok Nori yang datang mengenakan jilbab ungu.
Ketua Yayasan Pancaran Tri Dharma dan pengurus Klenteng Hok Lay Kiong, Ronny Hermawan, mengatakan perayaan kali ini berbeda karena didatangi tamu undangan dari perwakilan pemuka agama.
Di antaranya, Anggota Komisi X DPR RI Parlindungan Hutabarat yang mewakili umat Kristiani, Anggota Komisi IV DPR RI Wayan Sugiyan yang mewakili umat Buddha, dan Walikota Bekasi (Nonaktif) Mochtar Mohammad, perwakilan muslim.
"Lengkap sudah perayaan kita malam ini," ujar Ronny yang juga Ketua Komisi B DPRD Kota Bekasi.
Menurut dia, puncak perayaan Imlek ditandai dengan penyulutan sekitar 500 buah kembang api berbagai ukuran, dilanjutkan sembahyang bersama untuk memohon perbaikan rezeki di tahun baru berjuluk naga air itu.
"Kegiatan ini dihadiri sekitar 1.500 orang," katanya.
Parlindungan memuji kebersamaan masyarakat dari berbagai profesi dan lintas agama untuk menyemarakan malam tahun baru itu. "Ini membuktikan bahwa Pancasila yang kita miliki benar-benar diamalkan secara baik dalam kehidupan di sini," kata politisi Golkar itu. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2012