"Ini cukup unik," kata Kepala Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Pulau Enggano Rendra Regen Rais di Bengkulu, Minggu.
Ia mengatakan, dari lima jenis burung tersebut, dua diantaranya baru pertamakali singgah di Pulau Enggano yakni burung gajahan besar (numenius arquata) dan burung kecuit hutan (dendronanthus indicus).
Tiga jenis lainnya yakni Trinil-lumpur Asia (limnodromus semipalmatus), cangak abu (ardea cinerea) dan cangak merah (ardea purpurea) cukup sering singgah di pulau itu.
"Warga Engano juga mengaku baru kali ini menemukan burung gajahan besar dan kecuit hutan singgah di daratan pulau," tambahnya.
Dari sejumlah literatur diketahui dua jenis burung yang baru muncul itu biasanya singgah di perairan kawasan timur Sumatra.
Diperkirakan kondisi hutan bakau yang semakin rusak di wilayah itu membuat dua jenis burung ini singgah di Pulau Enggano yang masih memiliki kawasan hutan bakau cukup baik.
Gajahan besar dan trinil-lumpur Asia ditemukan di hutan bakau dalam Taman Buru Gungung Nanu`ua dan Cagar Alam Teluk Klowe, sedangkan tiga spesies lainnya ditemukan hampir di sepanjang pantai dan daratan Enggano, terutama di sekitar laut dangkal nan tenang serta padang lamun di dalam dan di luar kawasan konservasi.
Burung-burung tersebut biasa singgah antara November hingga Maret yang diperkirakan bermigrasi selama musim dingin di habitat aslinya.
"Ini menjadi bukti pentingnya melestarikan kawasan mangrove Enggano, terutama yang ada di dalam kawasan konservasi, termasuk di luar kawasan," kata Rendra.
Dia mengatakan, pengrusakan hutan bakau mulai terjadi di sekitar Taman Buru Gunung Nanu`ua yang menjadi fokus patroli petugas KSDA di wilayah itu.(*)
KR-RNI/I016
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2012