Ketua Yayasan Vihara Avalokitesvara, Kosala Mahinda, Minggu, mengatakan, acara sembayang dilakukan untuk memohon keselamatan agar umat manusia terbebas dari berbagai bentuk bahaya yang disebabkan oleh alam.
"Keyakinan kami pada tahun naga sekarang ini akan banyak bahaya yang disebabkan oleh air, seperti banjir dan tanah longsor, serta kecelakaan laut," kata Kosala.
Sembahyang warga etnik Tionghoa yang dilakukan di Vihara Avalokitesvara ini akan dipimpin langsung oleh Ketua Yayasan di kelenteng itu, Kosala Mahinda.
Tidak seperti di sejumlah kota lain di Jawa Timur, seperti Surabaya, Malang dan Jember, perayaan Imlek di Kabupaten Pamekasan terlihat sepi.
Masyarakat Tionghoa hanya menyambut tahun baru Imlek di rumahnya masing-masing, sambing berdoa di Vihara.
"Kami merupakan kelompok minoritas di Pamekasan ini. Yang penting kita bisa hidup tenang saja sudah cukup," kata Kosala Mahinda.
Menurut Kapolres Pamekasan AKBP Anjar Gunadi, meski perayaan Imlek di Pamekasan tidak meriah meriah bahkan hanya dilakukan di masing-masing rumah warga dan bersembahyang di Vihara, namun polisi telah melakukan pengamanan.
Khusus di Vihara Avalokitesvara, pihaknya telah memerintahkan polsek jajaran guna memantau kegiatan disana.
"Jadi sudah menerjunkan petugas kesana, mengamankan saudara-saudara kita yang bersembahyang malam ini menyambut tahun baru Imlek," kata Anjar Gunadi menjelaskan. (*)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012