Jakarta (ANTARA News) - Banyak flyover di Jakarta dijadikan tempat berpacaran, membuat kondisi di jalan-jalan layang itu semakin semrawut ditambah kehadiran para pedagang kaki lima.
Tindakan itu selain menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan lalu lintas, juga rawan mengakibatkan kecelakaan, kata Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya dalam satu pernyataan baru-baru ini.
Sebagai pemangku kepentingan lalu lintas di Jakarta, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya bersama Dinas Perhubungan pun terus berupaya meminimalisir penyalahgunaan fungsi flyover (jalan lintas atas) ini, katanya dalam satu pernyataan yang dimuat di laman resmi Ditlantas Polda Metro.
"Baik himbauan, teguran langsung, maupun pemasangan spanduk larangan berpacaran dan berjualan di setiap flyover yang biasa dijadikan tempat berdagang dan berpacaran pun telah dilakukan."
Terakhir, Ditlantas Polda Metro juga mensosialisasikan hal itu ke sekolah-sekolah menengah atas di Jakarta.
Dalam sosialisasi di SMU Bunda Kandung, di Kawasan Jakarta Selatan, Kasi Dikmas Kompol Susana, mengimbau para pelajar untuk tidak berpacaran di flyover karena selain mengganggu arus lalu lintas juga berpotensi kecelakaan.
"Fenomena flyover dijadikan tempat pemberhentian hingga berpacaran oleh pengendara roda dua khususnya kalangan pelajar memang sedang marak. Hal ini sangatlah melanggar Undang-Undang Lalu Lintas. Selain mengganggu arus lalu lintas juga berpotensial lahirnya kecelakaan," ujar Kompol Susana.
"Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan tentang kesadaran akan berlalu lintas. Mereka masih banyak yang belum mengetahui. Oleh karena itu, kami intensif menggelar sosialisasi ke sekolah-sekolah yang ada di Jakarta."
Sosialisasi kepada pelajar menjadi prioritas karena berdasarkan data kecelakaan lalu lintas 2011, menurut Susana, angka pelajar yang terlibat kecelakaan cukup signifikan yakni sekitar 65 persen.
"Hal ini sangat mengkhawatirkan dimana karena minimnya pengetahuan tentang keselamatan mereka malah menjadi korban. Oleh karena itu, kami mengambil tindakan sosialisasi ini secara intens dan berkala," kata Susana. (*)
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012