"KM Siwalima akan mulai membantu pencarian pada Minggu (22/1) guna menemukan sembilan penumpang yang hingga kini belum ditemukan," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Kifly Wakano, saat dikonfirmasi ANTARA, di Ambon, Sabtu malam.
Perahu bermesin naas itu tenggelam dalam pelayaran dari Pelabuhan Tulehu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, menuju Desa Kamariang, Pulau Seram, Kabupaten Seram Bagian Barat, Sabtu sekitar pukul 13.00 WIT.
Menurut Kifly Wakano, sejumlah kapal telah dikerahkan untuk membantu pencarian para korban di antaranya milik SAR Ambon, Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Polda Maluku serta dibantu warga yang bermukim di pesisir pantau yang menggunakan perahu tradisional, sejak Sabtu (21/1) sore.
Namun, upaya pencarian itu belum membuahkan hasil karena selain gelapnya malam juga gelombang tinggi dan angin kencang, sehingga pencarian terpaksa dihentikan.
"Upaya pencarian dihentikan sementara pada Sabtu malam dan baru akan dilanjutkan pada Minggu (22/1) pagi dengan dibantu KM Siwalima," katanya.
Kapal cepat naas itu berdasarkan pengakuan penumpang yang selamat membawa 17 penumpang dan tiga Anak Buah kapal (ABK), di mana 11 orang selamat setelah ditolong oleh warga Kailolo dan Pelauw, Pulau Haruku yang membantu pencarian, sedangkan sembilan lainnya belum.
Sembilan warga yang belum ditemukan itu yakni Ny. Epi Siwalette, Almendo Pesireron, Ny. Uling Poceratu, Andre Pariama, Endo Pariama, Oke Wenno, Falen Bakarbessy, Opi Tuarissa dan Pio Tuarissa.
Sedangkan 11 penumpang yang selamat dievakuasi ke Kairatu, Kabupaten SBB untuk menjalani perawatan intensif, di mana sebagian telah pulang ke rumahnya, dan tiga lainnya masih dirawat di RS Kairatu.
Tiga korban yang masih dirawat yakni Arther Tomatala (27), Elly Putirulan (25), serta Ny. Andalina Salawane yang mengalami luka bakar di tubuh bagian belakang.
(U. KR-JA*L005/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012