Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai, daya saing ekonomi nasional, terutama sektor riil, dalam keadaan kritis dan butuh bantuan pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya, agar mampu membantu pemerintah mencapai sasaran ekonomi 2006.Hal itu dikemukakan Ketua Umum Kadin Indonesia MS Hidayat dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin di Jakarta, Selasa. Dikatakannya, pada 2005 laju pertumbuhan lapangan usaha, termasuk di dalamnya sektor riil, tumbuh rata-rata di bawah laju pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,6 persen. Ia mencontohkan, sektor pertanian hanya tumbuh 2,49 persen, sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 1,59 persen, dan laju industri pengolahan rata-rata tumbuh 4,63 persen. "Kecenderungannya justru menurun," ujar Hidayat. Karena itu, katanya, Kadin menyambut positif paket investasi dan paket infrastruktur yang dikeluarkan pemerintah dan berharap pemerintah melaksanakannya secara konsisten guna meningkatkan kepercayaan investor dan kepastian usaha. "Namun, Kadin Indonesia sangat sadar, tanpa dukungan dari sisi fiskal dan perangkat kebijakan di sektor riil, maka upaya memperkuat fondasi perekonomian Indonesia dan inisiatif kebijakan moneter akan sia-sia, tidak sehat, dan tidak sustainable," katanya. Selain itu, kata Hidayat, untuk memperkuat daya saing sektor riil, pemerintah perlu pula dilakukan serangkaian tindakan kongkrit yang serius yaitu memberantas penyelundupan, menghapus ekonomi biaya tinggi, dan melakukan kebijakan fiskal yang business friendly, serta sistem pengambilan keputusan yang utuh dan efisien. Tiga langkah lainnya disoroti Kadin adalah menempuh ekspansi moneter secara cermat untuk menggairahkan sektor riil, menerapkan disain pembiayaan khusus untuk sektor yang mampu menciptakan lapangan kerja, seperti UMKM dan koperasi, serta kebijakan untuk membuka kesempatan berkembangnya energi alternatif. Langkah-langkah tersebut dinilai Hidayat penting untuk memperkuat daya saing sektor riil yang juga berarti memperkuat ekonomi domestik guna mendorong pemulihan ekonomi nasional dalam menghadapi persaingan global. "Berdasarkan pengalaman sejumlah negara seperti AS, Jepang, Korea, Cina, India, Malaysia, dan Thailand, ekonomi domestik mampu menjadi motor penggerak yang sangat kuat bagi roda perekonomian untuk menyiapkan diri di pasar internasional," ujar Hidayat. Terkait dengan memperkuat daya saing sektor riil dan meningkatkan kegiatan ekonomi domestik, lanjut dia, Kadin Indonesia mengusulkan pemerintah bekerjasama dengan dunia usaha membentuk Badan Pemanfaatan Barang dan Jasa Dalam Negeri. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006