"Banyak orang yang mengatakan bahwa ASEAN bukan organisasi yang berbasis masyarakat tapi organisasi elitis dan elegan. Sekali lagi, saya katakan bahwa ASEAN merupakan organisasi yang berbasiskan masyarakat," kata Marty dalam acara ulang tahun ASEAN Foundation ke- 14 di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat di negara anggota Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara itu perlu dilakukan guna mensukseskan pembentukan komunitas ASEAN.
"Pembentukan komunitas ASEAN tak bisa hanya melalui penandatangan maupun oleh para pejabat tinggi tetapi juga penerapan langsung di masyarakat," tambah dia.
Selain itu, lanjut dia, perkembangan teknologi informasi seperti jejaring sosial juga membantu masyarakat di ASEAN untuk saling berinteraksi. Jejaring sosial akan membantu kesuksesan dari sejumlah aktivitas ASEAN.
"Ke depan, kegiatan-kegiatan yang berbasis masyarakat perlu ditingkatkan," kata dia lagi.
Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dan Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan menghadiri acara tersebut dan masing-masing memberikan sambutan.
Mereka menekankan ASEAN Foundation memiliki peran penting dalam meningkatkan kontak antarwarga ASEAN.
Empat mantan direktur eksekutif ASEAN Foundatiion Wisber Loeis, Ruben C. Umaly, Apichai Sunchindah dan Filemon A. Uriarte Jr turut hadir dalam acara tersebut.
Dalam sambutannya, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Makarim Wibisono menyebutkan berbagai kegiatan yang dilakukan organisasi itu untuk meningkatkan kesadaran rakyat di Asia Tenggara guna memiliki perasaan sebagai warga ASEAN.
Pemerintah Jepang, China, Korea Selatan dan sejumlah perusahaan atau badan internasional menjadi penyumbang dana bagi kegiatan ASEAN Foundation.
Sebanyak 10 negara di Asia Tenggara pada 2015 menurut rencana akan melakukan integrasi yang dinamakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Ciri-ciri dari MEA yakni pasar bersama dan berbasis produksi, kawasan ekonomi yang sangat kompetitif, kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata, dan kawasan yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam ekonomi global.
(T.I025/M016)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012