Meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor dikhawatirkan akan memicu kemacetan yang semakin parah di Kota Denpasar.
Denpasar (ANTARA News) - Keberadaan angkutan umum yang tidak optimal di Kota Denpasar memicu warga masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi, terutama jenis sepeda motor.

"Meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor dikhawatirkan akan memicu kemacetan yang semakin parah di Kota Denpasar," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar I Gede Astika, di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, pihaknya tidak mungkin bisa membendung kepemilikan kendaraan pribadi untuk membeli sepeda motor atau kendaraan roda empat.

"Kami tak mungkin bisa membatasi pembelian kendaraan pribadi, karena itu hak masyarakat," kata Astika yang didampingi Kasubag Pemberitaan Humas Kota Denpasar Dewa Gede Rai.

Astika menyebutkan, pada 2011 jumlah kendaraan yang terdata di Denpasar mencapai 633.860 unit untuk seluruh jenis kendaraan roda empat dan roda dua.

Rinciannya, yaitu sepeda motor tercatat 507.246 unit, mobil penumpang umum 1.916, mobil pribadi 99.238 unit. Sedangkan untuk mobil barang umum jumlahnya mencapai 2.123 unit, mobil barang pribadi sebanyak 21.708, bus besar umum 445 unit, bus besar pribadi 33 unit, dan bus kecil umum mencapai 557 unit.

Sementara itu bus kecil pribadi jumlahnya sebanyak 594 unit, sehingga total keseluruhan kendaraan yang tercatat di Denpasar sebanyak 633.860 unit.

Astika mengatakan, kewenangan untuk membatasi kendaraan di kota ini tidak ada.

"Sekali lagi kami katakan, bahwa kami tidak punya kewenangan untuk membatasi. Karena itu, kami upayakan melalui penertiban terhadap mereka yang melanggar rambu lalu lintas. Seperti yang kami lakukan baru-baru ini dengan menilang 24 unit truk yang melanggar parkir," katanya.

Selain itu, kata dia, untuk mengurangi acaman macet, pihaknya telah melakukan rekayasa lalu lintas, mengoptimalkan manajemen trafik serta memperbanyak rambu-rambu dan marka jalan.

"Semua ini merupakan upaya agar kondisi lalu lintas di Ibu Kota Provinsi Bali bisa lebih baik," ujarnya.

Dikatakan, penggunaan kendaraan umum yang semakin minim, juga menambah minat warga untuk menggunakan kendaraan pribadi. Namun, rencana pengoperasian bus Trans Sarbagita di koridor I yang meliputi kawasan Kota Denpasar, diharapkan dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

"Namun hingga kini jadwal pengoperasian Trans Sarbagita untuk koridor I belum jelas. Kita masih menunggu dari keputusan provinsi. Sebab `leading sector`nya ada di Pemprov Bali," kata Astika.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012