Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan siap mendukung pemerintah daerah mengembangkan potensi perikanan tangkap dan budidaya yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui sejumlah program strategis.
"Untuk mengoptimalkan potensi perikanan tangkap di wilayah NTT, KKP punya program prioritas kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota, di mana wilayah NTT termasuk dalam Zona 3," kata Menteri Trenggono saat bertemu Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat di Kantor Kementerian dan Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta, Senin.
Menteri Trenggono mengemukakan, berbagai program strategis KKP meliputi kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota, pengembangan perikanan budidaya untuk komoditas unggulan ekspor, serta pembangunan kampung budidaya perikanan.
Baca juga: KKP tangkap empat kapal ikan ilegal di Selat Malaka-Perairan Ternate
Ia memaparkan, Zona 3 yang mencakup NTT dalam program kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota itu meliputi WPPNRI 715 dan 718 yang terdiri Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut Timor bagian Timur yang merupakan wilayah laut NTT.
Kuota penangkapan di zona tersebut, lanjutnya, hampir 3 juta ton per tahun dengan nilai ekonomi yang diperkirakan dapat mencapai hingga sekitar Rp85 triliun.
Menteri Trenggono menerangkan, kuota penangkapan diberikan untuk industri dan komunitas hobi mancing dengan ketentuan dipungut Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta untuk nelayan lokal tanpa PNBP.
Implementasi penangkapan sistem kuota ini, sambungnya, selain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata di wilayah pesisir, juga menjaga populasi perikanan tetap lestari.
"Kebijakan ini untuk mendorong terjadinya distribusi ekonomi yang merata, tidak lagi terpusat di Pulau Jawa. Karena nantinya ikan hasil tangkapan di zona-zona tadi, wajib didaratkan di pelabuhan sekitarnya. Tenaga kerja di industri maupun yang mendukung operasional pelabuhan, harus tenaga kerja lokal," papar Menteri Trenggono.
Baca juga: KKP bantu UMKM ekspor perdana Ikan Koi ke Malaysia
Implementasi kebijakan tersebut, sambung Menteri Trenggono, nantinya didukung oleh pengawasan ketat yang dilakukan melalui patroli langsung kapal pengawas serta teknologi satelit guna memastikan sistem zonasi dan kuota yang dibangun berjalan optimal.
Sementara untuk pengembangan potensi budidaya rumput laut dan lobster, pihaknya siap mendukung sarana perasaan termasuk pendampingan kepada para pembudidaya. Rumput laut dan lobster adalah komoditas yang tengah digenjot produksinya melalui program prioritas pengembangan perikanan budidaya berorientasi ekspor dan pembangunan kampung perikanan budidaya.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat menyambut baik rencana implementasi kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota. Bahkan dia berharap kebijakan itu segera diterapkan untuk mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan di wilayahnya.
"Yang pasti kita mendukung sekali. Kalau perlu realisasinya dipercepat karena ini solusi pembangunan perikanan tangkap yang menurut saya sangat tepat," ungkap Gubernur NTT.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022