Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menetapkan tiga sasaran utama bidang ekonomi dalam tahun 2006 untuk menjawab berbagai tantangan terhadap ekonomi saat ini. Menko Perekonomian Boediono di Jakarta, Selasa menyebutkan ketiga sasaran utama itu adalah menciptakan kestabilan makroekonomi dengan upaya menekan tingkat inflasi kepada single digit sekitar 8,0 persen. "Sasaran kedua adalah membalikkan kembali perlambatan ekonomi sehingga laju pertumbuhan ekonomi tahun 2006 dapat mendekati sasaran sekitar 6,0 persen," katanya. Sasaran ketiga mendorong investasi dan penciptaan lapangan kerja untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan. Langkah stabilisasi makroekonomi akan dilakukan secara bersama dengan Bank Indonesia (BI), dengan melanjutkan kebijakan moneter yang sesuai dan upaya untuk menjamin pasokan dan distribusi barang di dalam negeri. Sementara untuk mengembalikan momentum pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan menggunakan kebijakan fiskal lebih agresif dalam semester I dan melakukan langkah-langkah strategis yang memungkinkan sektor usaha untuk mengambil alih motor pertumbuhan dalam semester II 2006. Sedangkan untuk mendorong peningkatan investasi, pemerintah mengambil langkah-langkah strategis yang didasarkan pada tiga pilar. Pilar pertama melakukan perbaikan iklim investasi dan mendorong percepatan pembangunan infrastruktur dengan melakukan reformasi kelembagaan yang progresif. Pilar kedua adalah upaya untuk mempercepat penyelesaian proyek-proyek besar dan high profil, dan pilar ketiga adalah sektor keuangan yang sehat. Dalam kesempatan itu, Boediono menyebutkan sejumlah tantangan yang masih menghadang hingga saat ini, antara lain adalah tingkat inflasi yang masih tinggi dan penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak. "BPS minggu lalu mengumumkan perkembangan inflasi yang lebih tinggi dibandingkan trend di masa lalu (inflasi Februari 2006 mencapai 0,58 persen). Ini memberi isyarat bagi kita untuk masih perlu menempatkan upaya untuk mengurangi inflasi ini dalam prioritas utama dalam beberapa bulan ke depan," katanya. Sementara dalam penciptaan kesempatan kerja, data terakhir menunjukkan jumlah kesempatan kerja yang tercipta secara netto mencapai sekitar 1,2 hingga 1,4 juta lapangan kerja. Namun jumlah itu belum cukup untuk menampung kira-kira 1,6 hingga 1,8 juta angkatan kerja baru plus penganggur lama yang belum tertampung. "Tidak heran kemudian kalau kita melihat jumlah penganggur terbuka terus meningkat menjadi lebih dari 10 juta. Penciptaan lapangan kerja menjadi sangat penting sebagai upaya kita mengurangi kemiskinan yang diharapkan dapat ditekan menjadi sekitar 8,5 persen pada tahun 2009 nanti," kata Boediono. (*)

Copyright © ANTARA 2006