Berlin (ANTARA News) - Jerman berharap bisa menjadikan even Piala Dunia untuk menjual citra sebagai sebuah negara modern, mempunyai semangat demokratis, meski di satu sisi harus menghadapi kekhawatiran serbuan pendukung asing yang terobessi dengan gerakan Nazi. Saat ini banyak replika helm tentara Jerman yang dipakai pada Perang Dunia II, serta baju kaos dengan foto pemimpin Inggris zaman perang Winston Churchill. Semua itu tentunya tidak diharapkan oleh panitia Piala Dunia yang telah melancarkan kampanye "Germany, Land of Ideas," untuk membangkitkan kenangan negara itu sebagai tempat lahirnya komposer besar, pujangga, filsuf serta para penemu. Kampanye tersebut pada kenyataannya lebih ditujukan kepada para investor potensial dan yang menjadi sasaran jelas bukan para penikmat sepakbola. Namun Jerman juga ingin membuktikan bahwa mereka bukan hanya ahli sebagai panitia penyelenggara. Mereka juga ingin menyampaikan pesan bahwa mereka juga mahir dalam berpesta. "Jerman tentu telah berhasil dalam hal ketelitian dan ketepatan waktu. Kami juga perlu membuktikan bahwa kami adalah tuan rumah yang suka bersenang-senang," kata seorang pejabat yang terlibat dalam kampanye "Land of Ideas", seperti dilaporkan Reuters. Semangatnya pemerintah Jerman dalam melancarkan kampanye tersebut dapat dilihat dari berbagai kompetisi yang dilakukan, dengan tujuan meningkatkan pelayanan, yaitu pemilihan supir taksi paling ramah. Sebuah survei untuk melihat citra Jerman dua tahun lalu menunjukkan bahwa sebagian besar warga asing menilai, orang Jerman adalah bangsa yang serius dan pekerja keras. Sedikit yang menghubungkan Jerman dengan kata-kata "gembira" dan "ramah". Tidak khawatir Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Wolfgang Schaeuble menegaskan bahwa ia sama sekali tidak merasa khawatir dengan para pendukung asing yang datang ke Jerman dengan menggunakan kaos bertuliskan "Dua Piala Dunia dan Satu Piala Dunia" karena semua itu hanyalah sebuah lelucon. "Kami siap menyambut tetangga kami yang penuh humor. Saya ingat bahwa mereka juga punya pepatah, `Sepakbola adalah permainan antara dua tim dengan 11 pemain dan Jerman pada akhirnya selalu menang`," katanya sambil mengingatkan kembali ucapan yang pernah dilontarkan mantan penyerang Inggris, Gary Lineker. "Apa yang kami inginkan dalah sebuah pesta yang penuh warna dan menyenangkan," katanya menambahkan. Inggris dan Belanda diperkirakan akan menjadi negara asing dengan penonton terbesar yang akan memasuki Jerman pada Juni mendatang. Bahkan kontingen pendukung Inggris dikabarkan berjumlah sekitar 100.000 orang. Mantan Menteri Luar Negeri Jerman, Joschka Fisher pernah menganjurkan bahwa inilah saatnya bagi orang Inggris untuk berpikir ulang tentang pandangan mereka terhadap orang Jerman. "Jika Anda ingin belajar baris berbaris cara Prusia, Anda harus menonton TV Inggris karena di Jerman sendiri, tidak ada yang bisa lagi melakukannya," katanya. Para pengunjung asing menurut Fisher juga harus menyadari bahwa di Jerman saat ini, merupakan sebuah pelanggaran jika ada yang mencoba-coba untuk meniru salam gaya Hitler, atau menggunakan asesori yang berhubungan dengan simbol Nazi. Bagi perusahaan Jerman, kampanye tersebut dinilai tidak lebih dari usaha untuk meyakinkan tamu asing bahwa Jerman sudah jauh berbeda dengan zama Nazi, dibanding untuk menunjukkan sebagai tempat yang tepat untuk berbisnis. Kalah inovatif Mantan Kanselir Gerhard Schroeder sebelumnya menyatakan 2004 sebagai tahun inovasi, dan kanselir sekarang Angela Merkel berulangkali mengatakan bahwa Jerman harus meningkatkan iklim demi untuk menumbuhkan bisnis baru. Stefan Chatrath, pakar pemasaran olahraga pada Berlin Free University`s School of Business dan Economics menegaskan bahwa untuk beberapa hal, Jerman tidak lagi berada di garis terdepan bila berbicara soal inovasi. Contohnya dalam bioteknologi, Jerman hanya menempati peringkat ke-15 dunia seperti yang dilaporkan "World Economic Forum`s Global Competiveness". "Kita suka berpikir tentang diri kita sebagaimana biasanya, tapi kita sudah tidak lagi disana," katanya. Jerman ternyata bukan satu-satunya negara yang sibuk menjaga citra mereka menjelang digelarnya Piala Dunia Juni mendatang. Pendukung Inggris, yang oleh banyak orang lebih banyak disorot karena suka membuat onar, telah meluncurkan sebuah baju kaos dengan slogan "Don`t Mention War." Kata-kata itu merupakan sebuah ucapan legendaris artis Basil Fawlty yang membintangi film klasik situasi komedi di Inggris pada 1970-an. Kata-kata tersebut kemudian diterjemahkan ke bahasa Jerman menjadi "Nur kein Wort vom Krieg." (*)
Copyright © ANTARA 2006