"Sebetulnya kita berhasil dari sisi diplomasi lingkungan menyuarakan kepentingan Indonesia, juga keberhasilan Indonesia. Kalau dilihat kita diundang secara spesifik di forum G7, artinya peran Indonesia semakin penting di forum-forum diplomasi lingkungan," kata Dirjen PPKL Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ,Sigit dalam acara temu media di Jakarta, Senin.
Baca juga: RI pertegas peran diplomasi lingkungan jadi tuan rumah COP Minamata
Sigit mengatakan bahwa dalam bidang lingkungan hidup dimulai sejak 1970-an ketika cikal bakal KLHK berdiri usai Konferensi Stockholm, yang merupakan konferensi pertama PBB terkait lingkungan hidup pada 1972.
Sejak saat itu, Indonesia mengikuti berbagai konvensi global terkait lingkungan hidup, termasuk meratifikasi Perjanjian Paris lewat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016.
Dalam konferensi pers membahas Stockholm +50 dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2022 itu, Sigit menjelaskan bahwa Indonesia sudah melakukan berbagai langkah menghadapi berbagai isu lingkungan hidup, seperti kebakaran hutan dan lahan, pengelolaan sampah dan limbah, pencemaran lingkungan dan penanganan perubahan iklim.
Baca juga: Indonesia akan lawan proteksionisme berkedok kampanye lingkungan
Baca juga: Diplomasi lingkungan hidup Indonesia didorong untuk tonjolkan isu laut
Diplomasi lingkungan Indonesia juga terus dilakukan dan membuahkan hasil mengingat Indonesia memiliki berbagai faktor penting untuk menangani perubahan iklim, seperti gambut, mangrove, hutan dan keanekaragaman hayati.
"Itu sangat esensial untuk mendukung penanganan perubahan iklim dan keanekaragaman hayati," kata Sigit.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022