Islamabad (ANTARA News/Reuters) - Pakistan diperkirakan membuka kembali jalur perbekalan untuk pasukan NATO di Afghanistan, yang ditutup, tapi akan mengenakan biaya, kata pejabat tinggi keamanan pada Kamis.
Jalur itu ditutup setelah serangan udara lintas perbatasan oleh persekutuan pertahanan atlantik utara NATO menewaskan 24 tentara Pakistan pada November 2011.
Kepada kantor berita Inggris Reuters, pejabat itu menyatakan biaya tersebut dirancang untuk mengungkapkan kemarahan berlanjut atas serangan pada 26 November itu dan mengumpulkan dana untuk negara tersebut memerangi pejuang Taliban, yang tumbuh di Pakistan.
Tanggal untuk pembukaan kembalia jalur perbekalan itu belum diumumkan.
Serangan NATO itu menjerumuskan hubungan di antara sekutu bermasalah Pakistan dan Amerika Serikat tersebut ke titik terendah dalam beberapa tahun.
Hubungan sudah sangat tegang oleh serangan rahasia pasukan khusus Amerika Serikat, yang menewaskan Osama bin Laden di tanah Pakistan pada Mei 2011, mempermalukan tentara, yang memerintah negara itu lebih dari setengah dari 64 tahun sejarahnya dan membentuk kebijakan keamanan dan luar negeri.
Ketika ditanya apakah pembukaan kembali itu tanda bahwa kemelut dalam hubungan mereda, pejabat itu menyatakan masih ada beberapa hal untuk dilakukan sebelum itu pemulihan memungkinkan.
Dua jalur darat ke Afghanistan melalui Pakistan hanya di bawah sepertiga dari seluruh perbekalan, yang dikirim Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO ke Afghanistan.
Pakistan menolak permintaan utusan khusus Amerika Serikat Marc Grossman mengunjungi negara itu, kata pejabat tinggi pada Rabu, menyoroti peningkatan ketegangan di antara sekutu bermasalah tersebut.
Ia tidak merinci alasan penolakan itu.
"Duta Besar Grossman minta mengunjungi Pakistan, tapi kami sampaikan kepadanya bahwa itu tidak mungkin pada saat ini," kata pejabat tinggi pemerintah, yang menolak disebutkan namanya, kepada Reuters.
Peningkatan ketegangan itu mengancam kemunduran usaha perdamaian di Afghanistan, tetangganya, tempat Amerika Serikat secara bertahap menarik pasukannya setelah satu dasawarsa perang.
Kerjasama Pakistan dianggap penting, karena sejarah panjang hubungannya dengan kelompok pejuang, untuk membujuk Taliban bergabung dalam perundingan.
Grossman, Wakil Khusus Amerika Serikat untuk Afganistan dan Pakistan, mengunjungi Afganistan dan Qatar pada pekan ini, kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton pada pekan lalu.
Pakistan pada awal Desember menyatakan meninjau kerjasama dengan Amerika Serikat dan NATO. Tinjauan itu kini di parlemen tanpa tenggat pemberian saran kepada pemerintah.
Hubungan Washington dengan Islamabad rusak parah pada Januari 2011 akibat pembunuhan dua warga Pakistan oleh kontraktor badan sandi Amerika Serikat CIA.
Amerika Serikat kian membuat marah dan mempermalukan tentara kuat Pakistan pada Mei dengan serangan sepihak pasukan khusus, yang menewaskan pemimpin Alqaida Osama bin Laden.
Pakistan menyatakan serangan itu, yang tidak diberitahukan, adalah pelanggaran terhadap kedaulatannya.
Hubungan kepemimpinan warga dengan tentara Pakistan juga pada titik terburuk sejak kup 1999 menyusul laporan tentang memo bermasalah, yang diduga dari Presiden Asif Ali Zardari, yang minta bantuan pemerintah Amerika Serikat dalam menangani jenderal kuat Pakistan.
Pakistan menolak temuan dari penyelidikan bersama Amerika Serikat-NATO, yang menyimpulkan bahwa kesalahan pada kedua pihak mengakibatkan kematian prajurit tersebut.
(Uu.B002/M016)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012