Jakarta (ANTARA News) - Peneliti ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam menilai dengan naiknya peringkat investasi Indonesia maka perekonomian nasional bisa tumbuh mencapai 6,5 persen pada 2012.
"Level pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 6,5 persen pada 2012. Indikatornya adalah peringkat investasi (investment grade), perekonomian domestik dan fundamental ekonomi yang baik," kata Latif dalam diskusi Indonesia Infrastructure Outlook 2012 di Gedung BRI II, Jakarta, Kamis (19/1).
Menurut Latif, dengan naiknya peringkat investasi, maka kualitas investasi yang masuk ke Indonesia juga akan semakin tinggi.
"Selain itu, perekonomian domestik, pertumbuhan kelas menengah, populasi yang tinggi serta peningkatan pendapatan per kapita turut mendorong ekonomi Indonesia," kata Latif.
Tak lupa, lanjut Latif, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga didorong oleh fundamental perekonomian yang baik, yakni dengan rasio hutang 25 persen dan cadangan devisa sebesar 110,1 miliar dolar.
"Namun tidak mudah mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen pada 2012. Ada beberapa kendala yang harus dihadapi, seperti perubahan kebijakan BBM bersubsidi, kenaikan tarif dasar listrik (TDL), gejolak pangan, bahkan krisis ekonomi global," kata Latif.
Latif menjelaskan dengan terjadinya perubahan kebijakan BBM bersubsidi, kenaikan TDL dan gejolak pangan akan berpengaruh pada inflasi sebesar 5,5 sampai 6,5 persen. Sementara itu, krisis ekonomi global akan mempengaruhi ekspor Indonesia hingga mencapai Rp210.490 juta.
"Jika ingin mencapai pertumbuhan ekonomi sesuai yang ditargetkan tahun ini, yakni 6,5 persen, maka harus ada stabilitas ekonomi makro, infrastruktur yang memadai, sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, kepastian hukum serta birokrasi yang baik," kata Latif.
(T.R027/R007)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012