Keberadaaan titik api tersebut tersebar di Provinsi Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan menyebabkan daerah tersebut diselimuti kabut asap.
Padang (ANTARA)- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Ketaping, Padang, mencatat 61 titik api terdeteksi di Sumatera berdasarkan pantauan satelit NOAA (National Oceanographic and Atmospheric).
"Keberadaaan titik api tersebut tersebar di Provinsi Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan menyebabkan daerah tersebut diselimuti kabut asap," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Padang Syafrizal, di Padang, Kamis.
Ia mengatakan, sebagian besar titik api tersebut berada di Provinsi Riau serta 20 titik tersebar di Sumatera Barat.
Ia menyebutkan, di Sumatera Barat, titik api tersebar di Kabupaten Dharmasraya, Solok Selatan, Pasaman Barat dan Pasaman.
Menurut dia, BMKG tidak dapat memastikan apakah titik api itu berasal dari kebakaran hutan atau aktivitas masyarakat yang sengaja melakukan pembakaran untuk membuka lahan.
"Kabut asap tersebut dapat diatasi jika terjadi hujan sehingga titik api yang menjadi pemicu kabut asap akan padam," kata dia.
BMKG memprediksi dalam minggu ini terdapat potensi hujan sehingga kabut asap tersebut dapat padam.
Sementara, untuk wilayah Sumatera Barat kabut asap merata tersebar menyelimuti seluruh daerah itu menyebabkan jarak pandang hanya berkisar delapan kilometer dan akan lebih pendek pada daerah perbukitan.
Menurutnya, kendati jarak pandang hanya delapan kilometer masih aman untuk aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padangpariaman.
"Aktivitas penerbangan belum terganggu karena Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padangpariaman juga telah dilengkapi sistem instrumen pendaratan yang membantu pendaratan pesawat," kata dia.
Ia mengingatkan, dalam kondisi cuaca yang panas dan kering kebakaran hutan sangat mudah terjadi karena itu masyarakat diminta untuk waspada.
Ia juga mengimbau pengendara di jalan raya khususnya yang hendak bepergian keluar kota di Sumbar untuk berhati-hati karena terbatasnya jarak pandang.
"Bagi yang hendak melewati daerah pegunungan dan perbukitan lebih baik menyalakan lampu kabut karena kabut di daerah itu lebih tebal," kata dia.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012