Jakarta (ANTARA) - Mercedes khawatir Lewis Hamilton tidak fit untuk membalap di Kanada pekan depan setelah sang juara dunia tujuh kali itu sakit punggung parah karena efek "porpoising" mobilnya di Grand Prix Azerbaijan, Minggu.

Sang pebalap Inggris finis P4 di Baku, setelah start dari P7 di balapan yang mana kedua Ferrari gagal finis karena masalah teknis.

Hamilton bahkan mendapat voting terbanyak dari penonton sebagai pebalap terbaik hari itu, namun tampil kencang hari itu ada konsekuensinya.

"Dia sangat parah," kata bos tim Mercedes Toto Wolff dikutip Reuters. "Kami harus menemukan solusi... saya rasa dia mungkin yang paling parah terkena efeknya dibandingkan seluruh pebalap."

Ketika ditanya apakah ada risiko kehilangan Hamilton di Montreal, Wolff menjawab: "Iya, pastinya. Saya belum melihat dia dan saya belum bicara dengannya setelah ini, tapi Anda bisa melihat bahwa ini bukan lagi soal otot.

"Maksud saya, ini mempengaruhi tulang punggung dan bisa memiliki sejumlah konsekuensi."

Hamilton, memegangi punggungnya saat keluar dari mobil, membandingkan pengalamannya membalap itu layaknya menghabiskan sesi krioterapi selama empat menit dan mengatakan ia fokus terhadap orang-orang yang mengandalkannya untuk mencetak poin.

"Melihat di daring bahwa banyak orang khawatir tentang saya dan bagaimana buruknya terlihat dari luar sana. Ini sangat berarti, banyak dari kalian yang mengirimkan perhatian," tulis Hamilton di media sosial.

"Saya akan katakan sebenarnya ini terlihat butuk dan terasa 100 kali lebih parah. Pastinya akan butuh pemulihan dan kerja keras dengan tim sebelum Montreal untuk mengatasi rintangan ini.

"Meski demikian, saya sudah merasa lebih baik dan termotivasi untuk terus menekan. Sampai jumpa pekan depan."

Rekan satu timnya, George Russell yang finis ketiga, pada Sabtu memperingatkan bahaya dari "porpoising" bagi pebalap di F1 musim ini.

Baca juga: Russell peringatkan bahaya "porpoising" di mobil F1 tahun ini

Fenomena itu, yang mana mobil memantul-mantul ketika melaju dalam kecepatan tinggi karena grip aerodinamika timbul dan tenggelam, menyerupai gerakan lumba-lumba yang berenang di air, muncul sebagai efek samping perubahan regulasi besar-besaran tahun ini.

Regulasi mengatur mobil generasi sekarang mendapat sebagian besar keuntungan aerodinamika lewat kolong mobil mereka.

"Saya rasa tinggal soal waktu sebelum kita melihat kejadian besar," kata Russell setelah kualifikasi Grand Prix Azerbaijan, Sabtu.

"Banyak dari kami tak dapat menjaga mobil di lintasan lurus karena (efek) memantul itu, kami melaju di dua tikungan terakhir dalam kecepatan 300kpj, Anda bisa melihat jelas di atas lintasan, bagaimana mobil sangat dekat dengan permukaan tanah.

"Saya tidak tahu bagaimana di masa depan tapi saya kira kami tidak dapat mengalami ini untuk tiga tahun lagi atau selama apapun regulasi ini diterapkan," kata Russell.

Bos tim Red Bull Christian Horner, yang mendapati kedua pebalapnya; Max Verstappen dan Sergio Perez, finis 1-2 di Baku mengatakan ada upaya tim-tim rival membawa isu tersebut untuk melakukan perubahan regulasi.

"Anda bisa melihat itu tidak nyaman tapi ada obatnya untuk hal tersebut," kata Horner soal 'porpoising'. "Akan tetapi itu memiliki efek negatif terhadap performa mobil. Jadi hal termudah yang bisa mereka lakukan adalah mengeluh dari sudut pandang keselamatan."

Meninggikan mobil dapat meredam efek dari pantulan tersebut namun akan berdampak terhadap performa.

Mercedes, yang begitu dominan dalam delapan musim terakhir, menjadi tim yang paling parah terdampak dari "porpoising" tahun ini.


Baca juga: Verstappen juarai GP Azerbaijan, DNF ganda pukul Ferrari di Baku
Baca juga: Duet Ferrari gagal finis di GP Azerbaijan

Penerjemah: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2022