Pemerintah Inggris bersama mitra gelar program akses digital di KTI

Kami dari pemerintah Inggris bersama mitra siap memperkenalkan program pengembangan keterampilan digital

Makassar (ANTARA) - Pemerintah Inggris bersama mitra yakni British Council, Berdaya Bareng, dan Common Room Network Foundation menggelar program akses digital bagi kelompok marjinal di Kawasan Timur Indonesia guna membangun keterampilan digital.

"Kami dari pemerintah Inggris bersama mitra siap memperkenalkan program pengembangan keterampilan digital bagi masyarakat marjinal di bagian Timur Indonesia," kata Dubes Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins pada saat prapelatihan digital di Makassar, Minggu.

Dia mengatakan rapat koordinasi telah dilakukan dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat untuk membahas peningkatan skala dalam konteks rencana transformasi digital lokal.

Proyek-proyek tersebut meliputi pemberian pelatihan keterampilan digital dasar dan menengah di Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Ambon, Pulau Banda, Papua dan Papua Barat oleh British Council.

Sedangkan lokakarya digital untuk 200 pemuda, perempuan dan penyandang disabilitas di Makassar, Gowa dan Maros yang dijalankan oleh Berdaya Bareng dan pengembangan jaringan internet dan komunitas untuk masyarakat adat di daerah pedesaan oleh Common Room Network Foundation

Kedutaan Besar Inggris bersama mitra yakni British Council, Berdaya Bareng, dan Common Room Network Foundation, berkunjung ke Makassar untuk menyosialisasikan program akses digital yang tengah berjalan di Kawasan Timur Indonesia.

"Semua ini bertujuan untuk menutup kesenjangan digital di lapangan," kata Jenkins.

Dia mengatakan program akses digital adalah inisiatif Pemerintah Inggris yang berfokus pada peningkatan pembangunan digital yang inklusif dan aman, terutama bagi komunitas marjinal.
Baca juga: Telkom kembangkan talenta digital kawasan Indonesia Timur
Baca juga: Pengembangan metaverse wujud dukung kedaulatan digital Indonesia
Baca juga: Kemenkes berencana integrasikan data kesehatan pengguna jam pintar