Menurut catatan kami, penambahan area daratan di wilayah teluk setiap tahunnya bisa mencapai belasan sentimeter.

Pacitan (ANTARA News) - Teluk Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, ditengarai mengalami pendangkalan cukup parah akibat erosi di sepanjang aliran Sungai Grindulu, mulai dari wilayah hulu serta hilir.

"Menurut catatan kami, penambahan area daratan di wilayah teluk setiap tahunnya bisa mencapai belasan sentimeter," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Pacitan, Ruminarto, Kamis.

Fenomena pendangkalan di sekitar Teluk Pacitan ini pertama kali disinggung oleh Direktur Pesisir dan Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Soebandono Diposaptono saat berkunjung ke Kabupaten Pacitan, Minggu (15/1).

Ia tak secara spesifik menyebut ketebalan pendangkalan yang sudah terjadi selama bertahun-tahun di area teluk dimaksud. Namun, ahli geologi di Kementrian Kelautan dan Perikanan ini mengisyaratkan bahwa estimasi ketebalan pendangkalan mencapai belasan sentimeter per tahun.

Senada dengan yang disampaikan Ruminarto, ia mengisyaratkan indikasi terjadinya pendangkalan bisa dilihat dari penambahan area daratan di sekitar teluk.

Indikasi sedimentasi juga terlihat dari kondisi/warna air Sungai Grindulu yang notabene merupakan sungai utama yang membelah Kabupaten Pacitan.

Menurut keterangan keduanya, warna air yang keruh menunjukkan terjadinya erosi di sepanjang area hulu hingga hilir yang kemudian menumpuk di muara sungai.

"Banyaknya endapan itu membuat air laut keruh, sehingga menghalangi sinar matahari masuk ke laut. Akibatnya, pertumbuhan biota laut terganggu," terang Soebandono.

Tingginya sedimentasi akibat erosi yang terbawa sepanjang aliran Sungai Grindulu paling tidak terlihat di Pantai Pancer Door, Kelurahan Ploso, Kecamatan Pacitan.

Dari pengamatan di lapangan, saat ini aliran sungai ke laut semakin menyempit karena menumpuknya pasir di mulut muara. Ruminarto mengungkapkan, masih terjadinya sedimentasi dan erosi karena jumlah tanaman di sekitar wilayah tangkapan masih kurang.

Akibatnya, ketika turun air hujan langsung membawa lapisan tanah menuju aliran sungai. Berbeda halnya jika di wilayah tangkapan jumlah tanaman memadai. "Kalau air sungai sudah bening, berarti erosi tidak terjadi lagi," ujarnya.

Untuk mengatasi permasalahan itu, Dinas Hutbun Pacitan merekomendasikan beberapa jenis tanaman untuk pengayaan di wilayah tangkapan, di antaranya sengon, jabon, jati, dan pinus.

(T.KR-SAS)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012