Abuja (ANTARA News) - Nigeria, eksportir minyak terbesar Afrika, kehilangan 1,3 miliar dolar AS (1 miliar euro) selama pemogokan melumpuhkan atas kenaikan harga bahan bakar minyak, Biro Statistik Nasional mengatakan pada Rabu.
"Diperkirakan bahwa negara itu kehilangan 207.408 juta naira selama delapan hari pemogokan,"kata Biro Statistik Nasional (NBS) dalam sebuah pernyataan, lapor AFP.
Pemogokan dimulai pada 9 Januari dan menutup negara Afrika yang paling padat penduduknya sementara juga membawa puluhan ribu orang ke jalanan.
Sektor grosir dan ritel yang paling parah dengan kerugian sekitar 87 miliar naira, atau 42 persen dari total kerugian, katanya.
Industri minyak dan gas berikutnya dengan kerugian 28,7 miliar naira. Sektor ini menyumbang lebih dari 90 persen dari pendapatan valuta asing Nigeria dari minyak.
Pemogokan dan protes dihentikan pada Senin setelah Presiden Goodluck Jonathan menurunkan harga bahan bakar per liter dari 141 menjadi 97 naira.
Pemerintah mengakhiri subsidi BBM pada 1 Januari, menyebabkan harga bensin menjadi lebih dari dua kali lipat dari 65 naira per liter menjadi 140 naira atau lebih.
Kebanyakan di negara berpenduduk sekitar 160 juta itu, orang hidup dengan kurang dari dua dolar sehari, dan Nigeria lelah setelah bertahun-tahun korupsi terang-terangan melihat subsidi sebagai satu-satunya manfaat dari kekayaan minyak negara.
Sementara itu, Indeks Harga Konsumen Gabungan (CPI) -- yang mengukur inflasi -- naik 10,3 persen tahun-ke-tahun pada Desember, sedikit lebih rendah dari 10,5 persen yang tercatat pada bulan sebelumnya, kata NBS. (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012