New York (ANTARA News) - Harga minyak di New York turun pada Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB) menjelang pengumuman penolakan proyek saluran pipa penting oleh Gedung Putih, sementara pedagang tertekan penurunan perkiraan permintaan global dan ketegangan nuklir Iran.
Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Februari, menetap di 100,59 dolar AS per barel, turun 12 sen dari tingkat penutupan Selasa, lapor AFP.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk Maret merosot 87 sen mengakhiri sesi di 110,66 dolar AS per barel.
"Harga WTI tampak tanpa arah pada hari Selasa, melambung di kisaran 100 dolar AS dan 102 dolar AS, karena pasar tampaknya lebih memilih bersikap netral pada saat ini," analis BMO Capital Markets mengatakan dalam sebuah catatan klien.
Rumor keputusan Gedung Putih yang akan datang untuk menolak saluran pipa minyak dari Kanada yang diusulkan Keystone XL telah mengguncang pasar, membebani harga, kata Phil Flynn dari PFGBest.
"Ada sedikit kebingungan tentang apakah yang akan terjadi dan saat itu akan terjadi. Itu mendorong harga minyak kembali turun," katanya.
Setelah pasar New York ditutup, Presiden Barack Obama mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia menolak izin untuk proyek Keystone XL karena pemerintah tidak bisa menyelesaikan studi dampak pada tenggat waktu 21 Februari yang ditetapkan oleh Kongres.
Sebelumnya Rabu pagi, Badan Energi Internasional (IEA) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global 2012, mengutip melemahnya ekonomi dunia dan bertahannya harga tinggi karena krisis nuklir dengan Iran kian mendalam.
IEA memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan untuk 2012 menjadi 1,1 juta barel per hari (bph) dari 1,3 juta barel per hari.
Menurut lembaga yang berbasis di Paris itu, permintaan akan terbagi antara penurunan selera terhadap minyak di negara-negara kaya OECD, terutama di Eropa, dan berlanjutnya permintaan di negara-negara berkembang, khususnya Asia.
Pertikaian saat ini dengan Iran, berhadapan dengan prospek dari embargo minyak Uni Eropa karena ketakutan Teheran bertujuan membangun senjata nuklir, juga telah "terus mengurangi prospek" permintaan, bersama dengan musim dingin di belahan bumi utara, kata IEA.
Pada Desember, pasokan minyak non-OPEC turun 140.000 barel per hari menjadi 53,2 juta barel per hari karena kerusuhan Timur Tengah dan gangguan tidak terencana lainnya, kata IEA. (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012