"Ini jadi target kita tahun depan, artinya harus ada peningkatan dari sekarang yang mencapai Rp285 miliar," kata Rektor ULM Prof Sutarto Hadi di Banjarmasin, Sabtu.
Diakui dia, status BLU telah memberikan keleluasaan bagi ULM untuk mengelola anggaran keuangan dan mencari sumber-sumber penghasilan lain agar tidak hanya dari uang kuliah mahasiswa.
Untuk itulah, Sutarto memastikan ada beberapa unit bisnis yang kini dijajaki sebagai wujud inovasi dan kreativitas dalam mencari pendapatan demi kemajuan kampus dan peningkatan kesejahteraan sivitas akademica.
Baca juga: ULM cetak 26 Doktor Ilmu Pertanian perkuat SDM di Kalimantan
Baca juga: ULM ingin dapatkan calon mahasiswa terbaik di jalur SBMPTN 2022
Salah satu yang ingin digarap ULM yaitu pengembangan aplikasi belajar mengaji bekerja sama dengan Novo melalui artificial intelegence. Novo merupakan alternatif E-Learning bahasa Inggris yang menawarkan para pengajar bahasa dapat melakukan kegiatan pengajaran tanpa bertatap muka.
"Saya sudah berdiskusi bersama CEO Novo Martijn Enter. Semoga prototipe pertama segera lahir agar memberikan keyakinan untuk usaha selanjutnya," ujar Sutarto.
Sang rektor menegaskan pula seluruh aset di ULM yang kampusnya berada di Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru harus bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan.
Bahkan ULM sedang mengembangkan KLinik Pratama Lambung Mangkurat Medical Center (LMMC) untuk menjadi rumah sakit sebagai unit usaha potensial dalam pengelolaan keuangan BLU.*
Baca juga: Enam mahasiswa ULM terima IISMA kuliah di perguruan tinggi top dunia
Baca juga: Pelaksanaan hari pertama UTBK SBMPTN di ULM berjalan lancar
Pewarta: Firman
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022