Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia mengungkapkan bahwa suku bunga deposito atau simpanan di industri perbankan Indonesia cukup tinggi di ASEAN, sehingga perlu dilakukan pengkajian ulang guna meningkatkan efisiensi perbankan.
"Penyebab utama bunga kredit (lending rate) yang tinggi adalah bunga deposito (deposit rate) yang terlalu tinggi di Indonesia. Kemudian disebabkan juga oleh rate dan overhead cost," kata Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam acara Financial Lecture: Pasca-Investment Grade di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (18/1).
Menurut Darmin, di kawasan ASEAN, tingkat suku bunga simpanan atau deposito Indonesia masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan Malaysia, Thailand dan Filipina.
"Malaysia dan Thailand kini sudah lebih efisien. Jadi kita bandingkan saja Indonesia dengan Filipina yang masih agak mirip. Deposit rate di Filipina adalah 3 persen, padahal inflasi 4,5 persen," kata Darmin.
Darmin menambahkan perlu lebih banyak instrumen investasi untuk menciptakan bunga deposito yang lebih rendah dari inflasi, baik dari pihak pemerintah, Kementerian Keuangan, BUMN dan swasta.
"Semestinya tidak ada kelembagaan yang menaikkan tingkat bunga tersebut. Untuk itu, kita sudah mengadakan koordinasi dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk mengetahui apakah suku bunga penjaminan di atas atau di bawah BI rate," ujar Darmin.
Darmin berharap efisiensi suku bunga pinjaman maupun simpanan akan mampu memicu efisiensi secara menyeluruh, sehingga tercipta keseimbangan harga.
(R027/E008)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012