AsiaNet 48060

SINGAPURA, 18 Januari 2012 (ANTARA/PRNewswire-Asia-AsiaNet) --

-- Temuan ilmiah dan proses pada tanaman biofuel disajikan dalam makalah yang disampaikan pada Konferensi INSULA (International Scientific Council for Island Development) / RSB (Roundtable for Sustainable Biofuels) di UNESCO, Paris

JOil (S) Pte Ltd, pengembang tanaman bioenergi ilmiah Jarak Pagar (Jatropha) Generasi Baru, membahas proses ilmu pengetahuan dan bioteknologi canggih yang dapat meningkatkan produktivitas Jatropha saat ini dari kurang dari 1 ton minyak/hektar menjadi 3 ton/hektar dengan menggunakan proses perkembang-biakan, kultur jaringan dan rekayasa genetika.

Pengembangan dan temuan ini dipresentasikan oleh Dr Hong Yan, Chief Scientific Officer, pada konferensi INSULA/RSB "Jatropha: State of the Art" yang digelar di Markas Besar UNESCO, Paris pada tanggal 14 dan 15 Desember 2011

Potensi Baru untuk Jatropha Generasi Baru

Dalam presentasinya, Dr. Hong memperlihatkan bahwa bioteknologi adalah ilmu inti yang diperlukan untuk mengatasi hasil Jatropha yang rendah sekarang ini. Beliau berterus terang dalam penilaiannya tentang pandangan saat ini mengenai Jatropha sebagai bahan bakar hayati (biofuel) dengan mengatakan, "Awalnya terdapat kegembiraan besar seputar penggunaan dan potensi komersial Jatropha pada awal tahun 2000-an, tetapi ini diikuti oleh gelombang kekecewaan di India, Amerika Tengah dan Afrika dengan hasil yang buruk karena tanaman awal berasal dari benih yang dikumpulkan dari pencapaian liar dan lebih rentan terhadap hama daripada yang diantisipasi."

"Hasil dan resistensi Jatropha yang lebih baik terhadap hama dapat direalisasikan dengan bioteknologi dari waktu ke waktu. Di JOil, kami menerapkan perkembang-biakan, kultur jaringan dan rekayasa genetik untuk mengembangkan berbagai varietas Jatropha yang ditingkatkan. Kami juga melihat data uji coba di lapangan yang sangat baik untuk varietas baru kami dengan ciri-ciri seperti keseragaman yang lebih baik, percabangan sendiri yang ditingkatkan, pembungaan dini dan produktivitas yang lebih tinggi. Lebih dari 2 ton bibit /hektar dicapai untuk tahun pertama dalam uji coba di lapangan pada plot lahan marjinal di India Selatan. Upaya terus-menerus tersebut dalam peningkatan Jatropha akan memindahkan produktivitas rata-rata Jatropha dari 1 ton minyak /hektar menjadi sekitar 3 ton minyak /hektar dalam waktu 7 - 8 tahun berikutnya.

Bapak Sriram Srinivasan, Chief Financial Officer, menambahkan, "Maskapai penerbangan dan operator armada kendaraan bermotor telah mengajukan permintaan akan biodiesel yang berasal dari Jatropha. Ini merupakan sisi penawaran dari persamaan yang mendukung tingkat adopsi biofuel. Kami percaya bahwa akan terjadi titik balik ketika perkebunan Jatropha menjadi layak secara komersial dengan adopsi varietas jarak pagar yang ditingkatkan dan praktek agronomi yang lebih baik.

Dalam makalahnya, Bapak Srinivasan menyajikan beberapa skenario kelangsungan hidup Jatropha dan menunjukkan bagaimana genetika dan paket praktek yang tepat berdampak signifikan pada ekonomi adopsi Jatropha. Jika bahan tanam berkualitas rendah dan perawatan rendah diambil, Tingkat Keuntungan Internal - Internal Rate of Return (IRR) bisa kurang dari 10%, sedangkan dengan bahan tanam berkualitas baik dan perawatan yang baik, IRR akan lebih dari 25%. Beliau juga menyebutkan bahwa dengan pendapatan dari produk sampingan Jatropha untuk penggunaan yang lebih tinggi seperti pakan ternak, IRR dapat meningkat secara signifikan.

Kebutuhan akan Forum Jatropha Global

Partisipasi internasional pada konferensi ini juga mencakup perwakilan dari UNESCO, RSB (Roundtable for Sustainable Biofuels), INSULA (International Scientific Council for Island Development), Lufthansa, Neste Oil, Eco Carbone, TERI (The Energy Research Institute), Cosmo Biofuels, University of Bern, ADECIA dan Empa. Para delegasi membahas secara rinci perlunya sebuah forum global untuk menangani isu-isu khusus Jatropha seperti petani, penggunaan lahan, ekstraksi serta penerapan dan standardisasi.

Bapak Pier Giovanni d'Ayala, Sekretaris Jenderal INSULA, yang memimpin lokakarya ini, mengatakan sangat senang dengan banyaknya interaksi pada lokakarya tersebut dan menantikan keberhasilan Jatropha sebagai tanaman meskipun adanya tantangan yang dihadapi saat ini.

Bapak Haye Sebastian, Manager - Urusan Lingkungan RSB, yang berperan dalam mengkoordinasikan lokakarya internasional berkomentar bahwa isu yang diangkat selama lokakarya termasuk hak atas tanah dan keberlanjutan, harus diambil lebih rinci oleh semua pelaku di seluruh dunia.

TENTANG JATROPHA

Jatropha curcas, yang juga disebut kacang pagar, adalah tanaman tahan kekeringan yang telah digunakan selama bertahun-tahun sebagai tanaman pagar untuk melindungi tanaman pangan dari hewan. Bibitnya, bila diremas, menghasilkan minyak jarak yang dapat diolah untuk menghasilkan biodiesel berkualitas tinggi yang digunakan sebagai bahan bakar pesawat terbang, mobil bermesin diesel, dan mesin stasioner seperti generator. Karena Jatropha dapat ditanam di lahan yang buruk dan sebagai pagar untuk kebun dan ladang yang ada, tanaman tersebut tidak bersaing dengan lahan yang digunakan untuk tanaman pangan, tidak seperti minyak goreng dan bahan baku seperti kedelai dan minyak sawit. Tanaman Jatropha berasal dari Afrika, Amerika Utara dan Kepulauan Karibia.

TENTANG JOIL (S) PTE LTD

JOil (S) Pte Ltd ("JOil"), yang berbasis di Singapura, adalah perusahaan patungan yang didirikan oleh Temasek Life Sciences Laboratory, Tata Chemicals (melalui anak perusahaan sepenuhnya, Tata Chemicals Asia Pacific Pte Ltd) dan investor lainnya pada tanggal 29 Agustus 2008. Aktivitas bisnis utamanya mencakup pengembangan, perkembang-biakan dan penjualan bibit elit Jatropha dan bibit rekayasa genetik yang ditingkatkan untuk budidaya komersial serta terlibat dalam penelitian agronomi dan penyediaan penasihat agronomi. JOil diposisikan sebagai perusahaan bertanggung jawab yang memberikan solusi berkelanjutan (baik secara ekonomi dan lingkungan) dengan penggunaan sumber daya tanaman sebagai bahan baku biofuel.

SUMBER JOil (S) Pte Ltd

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2012