Batam (ANTARA News) - Satu lagi pulau kecil laku dipromosikan kepada pihak investor asing sebagai area peternakan unggas, setelah sebelumnya Pulau Bulan di Kepulauan Riau menjadi penangkaran ternak buaya serta babi. "Pulau Abang Besar segera menjadi areal peternakan ayam dan itik, setelah perairan di sekitar pulau itu dijadikan tempat budidaya ikan laut," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Riau (Kepri), Said Jafar, kepada ANTARA, Senin. Sebagaimana Pulau Bulan yang jadi tempat peternakan babi dan buaya, dipilihnya Pulau Abang Besar untuk pengembangan ternak unggas bagi kepentingan ekspor, karena posisinya dekat dengan Singapura. "Juga karena kebutuhan daging itik yang semakin meningkat dari konsumen Singapura," kata Said Jafar dan menambahkan, investasi ini merupakan salah satu implementasi dari hasil kunjungan Pemprov Kepri, 19-20 Januari lalu ke Singapura. Tanpa merinci berapa nilai investasi, Jafar menjelaskan, permodalan untuk areal peternakan unggas itu dimobilisasi oleh sebuah konsorsium swasta Singapura. "Kami hanya menyediakan lahan serta tenaga kerja. Sedangkan untuk teknologi dan pengawasan produksi, dilakukan pihak Singapura, sesuai standar yang mereka inginkan," kata Jafar. Pengawasan produksi dan teknologi peternakan, menurut Jafar, akan sangat ketat dilakukan pihak investor. "Karena ini menyangkut standar dan efisiensi mereka. Juga demi menghindari dari berbagai wabah virus, sehingga layak ekspor ke mancanegara," ungkap Jafar. Beberapa tahun sebelumnya, kegiatan peternakan babi dan buaya di Pulau Bulan telah dilakukan oleh sebuah konsorsium investasi di bawah kendali salah satu anak perusahaan `konglomerat` jebolan Orde Baru, Liem Sioe Liong. Selain peternakan dan perikanan (budidaya), investor Singapura juga sedang mempelajari investasi di sektor pertanian, khususnya hortikultura. "Pihak Singapura juga diberi kewenangan penuh dalam hal penerapan teknologi dan pemasaran sayur mayur serta buah-buahan ini," ujar Jafar. Dua pekan lalu, tim investor budidaya hortikultura ini telah diterima Gubernur Provinsi Kepri, Ismeth Abdullah dan kepada mereka sudah diberitahu sebuah lokasi di kawasan Wacopek, Kabupaten Bintan. "Jadi, kami minta pihak Singapura menampung semua hasil produksi, tanpa harus dilakukan sortir. Dengan catatan, seluruh panenan itu hanya untuk kebutuhan lokal (Singapura), tidak dipasarkan ke negara lain," kata Jafar.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006