Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Blitar, Jawa Timur, sehingga dapat melakukan ekspor perdana sebanyak 80 ekor ikan hias jenis Koi ke Malaysia.
"Tentu kami bangga, karena yang ekspor kali ini UD Sanggrilla Fish, pelaku usaha kecil yang akhirnya berhasil menembus pasar ekspor. Hal ini tak lepas dari peran pendampingan BKIPM Surabaya I hingga akhirnya pelaku usaha berhasil memenuhi persyaratan kesehatan dan mutu negara tujuan ekspor," kata Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Surabaya I, Suprayogi, dalam rilis di Jakarta, Sabtu.
Yogi memaparkan BKIPM Surabaya I memiliki fungsi strategis dalam mendukung kelancaran lalu lintas ekspor melalui Bandara Internasional Juanda dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur.
Hingga saat ini, ujar dia, 149 Unit Pengolah Ikan (UPI) yang tersebar di 26 kabupaten/kota se-Jawa Timur, serta 35 unit usaha pembudidaya ikan, memiliki peluang untuk menjangkau pasar global melalui jalur udara maupun laut via Surabaya.
"Potensi lalu lintas produk perikanan melalui BKIPM Surabaya I sangat besar," terang Yogi.
Baca juga: Ikan Koi sumbang devisa Rp178 miliar
Merujuk data lalu lintas ekspor BKIPM Surabaya I tahun 2021, volume ekspor ikan non-hidup dari Surabaya mencapai 220 ribu ton dan 1,6 juta ekor dalam keadaan hidup. Total frekuensi pengiriman tercatat 19.783 kali.
Yogi menambahkan geliat lalu lintas produk perikanan khususnya ikan hias air tawar juga menunjukkan angka yang signifikan yakni 6 miliar ekor. Dari jumlah tersebut, Ikan Koi menjadi salah satu komoditi dominan dengan pengiriman domestik 14.617 kali dengan angka 3.661.106 ekor
"Sekitar 80 persen jumlah pengiriman berasal dari Blitar. Frekuensi pengiriman Ikan Koi ini terbilang tinggi, dan menunjukkan kualitas yang tidak kalah dengan Koi Jepang, jadi kami kira sudah saatnya menembus pasar dunia," ujar Yogi.
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Toha menyampaikan dukungan terhadap pengembangan akses pasar ikan hias dari wilayahnya.
Toha memastikan akan terus sinergi dengan BKIPM Surabaya I untuk mempercepat kegiatan ekspor, seperti pengurusan CKIB (Cara Karantina Ikan yang Baik) dan pendampingan dalam teknis budi daya.
Ia berharap dengan adanya ekspor mandiri, para pelaku usaha lain semakin termotivasi mengembangkan usahanya. "Semoga ini memacu semangat yang lainnya," harapnya.
Baca juga: UMKM NTT didorong ekspor ikan hias ke Timor Leste
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022