"Cara mengajarkan anak tentang sesuatu baik moral, karakter, pengetahuan dan lainnya sangat efektif lewat proses bercerita atau mendongeng," kata dia, di Bandarlampung, Rabu.
Ia pun menjelaskan, di era modern, dengan semua peralatan digital, namun pola mengajar melalui mendongeng jangan sampai ditinggalkan.
"Soalnya ada yang tidak bisa ditukar dengan program komputer yakni komunikasi dua arah langsung antara pendongeng, guru, atau orang tua yang melibatkan emosi dan anak didik," jelasnya.
Ivan yang merupakan fasilitator juga merangkap pendongeng pada kelompok dongeng "dakocan" itu mengatakan pihaknya sejak November lalu keliling ke beberapa kecamatan di sejumlah kabupaten untuk memberikan pelatihan bagaimana mendongeng.
Pada November 2011 itu, mereka melatih di Kabupaten Waykanan, Lampung yakni di Kecamatan Pakuonratu, Way Tuba, Kasui, Baradatu, dan Blambanganumpu.
Kemudian, periode Januari 2012 di Kabupaten Tulangbawang meliputi Kecamatan Rawapitu, Gedongaji Lama, dan Banjarbaru dan terus belanjut hingga Maret.
Dia pun menjelaskan, pelatihan tersebut yang diberikan kepada para guru terutama PAUD atau TK penting karena setiap guru harus bercerita tentang materi yang akan diberikan kepada siswanya sebelum masuk ke materi.
"Kemampuan guru untuk menarik minat siswanya belajar melalui proses bercerita tidak merata sehingga kami memberikan metodenya," katanya.
Ia pun mengakui para guru tersebut senang karena jarang mendapatkan kesemaptan untuk pelatihan, apalagi pelatihnya yang mendatangi mereka.
"Pelatihannya selama dua hari dan maksimal per kelas 50 orang. Kita pun mengetahui mereka yang dilatih belum pernah mengikuti pelatihan seperti itu, karena selama ini yang diundang adalah mereka yang mudah diakses telekomunikasi," kata alumni Fakultas Pertanian Universitas Lampung itu.
Ivan yang memiliki nama lengkap Ivan Sumantri Bonang itu, dibantu para pendongeng yakni Iin Muthmainnah, M. Reza, Tri Purna Jaya, dan Agung Cahya Karyadi menjelaskan pelatihan tersebut yakni memberikan perubahan visi sebagai pendidik dari "tidak ada" pekerjaan pola pikirnya untuk guru, sebenarnya.
Kemudian, teori teknik dasar bercerita, meliptui cara bedah naskah cerita, teknik gerak tubuh (gesture) mengikuti karakter tokoh, teknik vokal mengikuti karakter tokoh, pembuatan alat-alat untuk dongeng, teknik penulisan cerita, dan pembuatan lagu. (T013)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012