Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril meminta masyarakat segera melakukan vaksinasi dosis ketiga atau penguat guna meningkatkan kekebalan tubuh sehingga terhindar dari paparan COVID-19.

"Booster ini menjadi kekuatan untuk terhindar dari COVID-19. Diharapkan akan meningkatkan atau menambah kekebalan tubuh atau antibodi," ujar Syahril dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Presiden minta pelaksanaan vaksinasi COVID-19 penguat digiatkan

Ia mengatakan, angka vaksinasi dosis penguat di Indonesia relatif masih rendah sehingga perlu percepatan. Hingga saat ini, baru lima dari 34 provinsi yang telah mencapai 30 persen yaitu Bali, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, dan Jawa Barat.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat agar melakukan vaksinasi penguat guna menambah imunitas.

"Vaksin booster ini kebutuhan seluruh masyarakat untuk menambah imunitas. Kecukupan booster ini banyak dan diberikan secara gratis," tuturnya.

Syahril mengemukakan, lebih dari 416 juta dosis telah disuntikkan untuk penduduk Indonesia. Dengan demikian, lebih dari 62 persen dari total populasi telah menerima vaksinasi lengkap.

Baca juga: Penerima vaksin COVID-19 dosis penguat bertambah 199.826 orang

Namun, lanjut dia, pencapaian vaksinasi itu masih di bawah yang ditargetkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

"Target WHO adalah 70 persen vaksinasi lengkap, artinya kita masih ada PR (pekerjaan rumah) sekitar delapan persen untuk memenuhi target kekebalan kelompok yang distandarkan oleh WHO," katanya.

Sementara itu terkait usulan epidemiolog agar pemerintah melaksanakan vaksinasi dosis keempat, Syahril mengatakan masih dalam diskusi.

"Untuk vaksinasi keempat masih kami diskusikan, ada usulan epidemiolog agar vaksin dosis penuh itu hingga tiga kali. Ini masih pertimbangan kalau ini disetujui maka boosternya yang keempat," katanya.

Baca juga: Satgas COVID-19 Simeulue fokus vaksinasi dosis penguat

Saat ini, kata dia, Kemenkes masih fokus untuk meningkatkan jumlah vaksinasi di dalam negeri karena hingga kini cakupan vaksinasi masih pada angka 62 persen.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022