"Saya tangkapnya, konversi itu akan diupayakan lebih awal. Jadi, kalau dikatakan mulai 1 April, mungkin malah dari Januari atau Februari ini sudah bisa dilakukan konversi," katanya saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa.
Untuk itu, ia menginginkan, sosialisasi program tersebut dapat terus diintensifkan kepada masyarakat, terutama mengenai penggunaan teknologi dan keamanan energi gas.
"Dengan demikian tidak saja manfaat ekonominya bisa dirasakan, tetapi juga keamanan dan operasionalnya," katanya.
Ia mengatakan, apabila konversi bisa dilakukan lebih awal, dapat menghemat anggaran dan mengurangi beban fiskal terkait subsidi sehingga dana yang ada bisa dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur.
"Kalau inisiatif dimulai lebih awal, itu baik dan sesuai harapan kami juga yaitu ada sosialisasi lebih awal sehingga masyarakat Indonesia bisa berbondong-bondong beralih ke gas," ujarnya.
Mengenai Peraturan Presiden (Perpres) tentang pengendalian BBM bersubsidi, Menkeu mengatakan hal tersebut sedang dalam pembahasan dengan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Kalau yang terkait dengan pembatasan tentu kami harus menunggu, Perpres ini sedang ditindaklanjuti oleh Kementerian ESDM," ujarnya.
Saat ini, pemerintah menyiapkan anggaran senilai Rp965 miliar untuk program konversi BBG dan diperkirakan dana tersebut akan bertambah seiring dengan realisasi pelaksanaan di lapangan.
"Yang saya sampaikan tadi, Rp965 miliar ini pun cukup banyak untuk kebutuhan, tapi kami siap untuk lebih dari itu untuk menyukseskan program pengendalian dan konversi," demikian Agus Martowardojo.
(T.S034/N002)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012