Untuk mengetahui sejauh mana otak mempengaruhi cinta, seks dan hubungan asmara, editor senior bidang kesehatan dari FoxNews.com, Dr. Manny Alvarez, berbincang dengan pengarang “Dirty Minds” Kayt Sukel.
Sukel mengaku memulai menulis buku setelah ditimpa cerai dan ingin tahu lebih banyak soal cinta.
Pada salah satu penelitian besarnya, Sukel berpatisipasi dalam eksperimen-eksperimen yang menggunakan pemindaian di Universitas Rutgers untuk melihat aktivitis apa yang terjadi di dalam otak ketika seseorang mengalami orgasme.
Para dokter dan radiolog mengumpulkan data dari reaksi-rekasi di otak Sukel ketika orgasme melalui pemindaian MRI.
Hasilnya? "Otak menyala kelap kelip seperti pohon Natal,” katanya.
Faktanya, Sukel membandingkan apa yang terjadi dalam otak selama berhubungan seks sampai klimaks.
Tapi ini tidak hanya orgasme yang menyebabkan aktivitas unik pada otak. Cinta juga menunjukkan hasil yang berbeda ketika dipindai.
"Daerah-daerah sama pada otak yang tersangkut kecanduan obat, risiko dan pemrosean ganjaran. adalah beberapa yang dipengaruhi oleh cinta,” kata Sukel.
Para ilmuwan yang mengadakan riset lain dengan topik cinta, mendapati fakta bahwa untuk otak, cinta tak hanya soal keinginan, namun juga dorongan kimiawi bercinta di dalam tubuh manusia.
Yang lebih penting lagi, kata Sukel, orang yang sedang berupayu mencari cinta mesti memahami orang-orang itu berbeda, bukan sekadar jawaban atas bagaimana mendapatkan cinta.
"Apakah saya menemukan 10 cara mudah untuk mendapatkan dan melanggengkan cinta? Tidak. Tapi saya menemukan banyak hal," kata Sukel.(*)
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2012