Saya hanya minta keadilan, mereka yang berbuat (pidana) harus ditindak. Saya juga minta tidak ada lagi penindasan terhadap minoritas,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) KH Tajul Muluk mengadukan pembakaran rumah dan pesantren serta tindakan diskriminatif terhadap warga penganut Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur, kepada Komisi III DPR RI.
"Saya hanya minta keadilan, mereka yang berbuat (pidana) harus ditindak. Saya juga minta tidak ada lagi penindasan terhadap minoritas," kata KH Tajul Muluk saat diterima Komisi III DPR di Senayan Jakarta, Selasa.
Tajul menjelaskan bahwa selama ini penganut Syiah di Sampang telah diberlakukan tidak adil dan diintimidasi. Karena itu dirinya berharap Komisi III bisa mendorong penyelesaian masalah itu.
"Kami hanya minta penegak hukum melindungi kami. Kami `kan rakyat Indonesia juga," kata Tajul.
Tajul menjelaskan bahwa ada tawaran untuk dilakukan pemindahan jamaah Syiah ke tempat lain. Namun dirinya tidak mau jika dipaksa pindah dari rumah dan desa tempat kelahirannya.
"Kalau saya di tempat kelahiran dan desa kami sendiri tidak ada perlindungan, bagaimana kalau di lokasi lain yang saya tak kenal?," kata Tajul.
Tajul mengharapkan Komisi III DPR bisa mendesak aparat keamanan, Polri maupun penegak hukum, kejaksaan segera menindak mereka yang melakukan pembakaran.
Tajul membantah bahwa dirinya telah mengajarkan aliran sesat. Menurut Tajul soal itu hanya merupakan rekayasa.
(J004)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012