Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong eksplorasi genetik pisang untuk meningkatkan kualitas pisang Indonesia, termasuk untuk menciptakan tanaman pisang tahan terhadap penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur Fusarium Oxysporum f. Sp Cubense (FOC).

"Eksplorasi keragaman genetik pisang harus sesegera mungkin dikerjakan. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pisang. Kualitas pisang ini tidak hanya produktivitasnya, rasanya, tetapi juga ketahanan penyakitnya," kata peneliti di Pusat Riset Rekayasa Genetika BRIN Fajarudin Ahmad, dalam seminar virtual di Jakarta, Jumat.

Saat ini, eksplorasi genetik pisang yang tersebar di seluruh Indonesia masih terbatas, sehingga perlu ditingkatkan. Dari eksplorasi keragaman genetik pisang, dapat ditemukan sifat-sifat unggul, yang bermanfaat untuk program pemuliaan pisang untuk mendapatkan varietas unggul.

Varietas baru itu, katanya, diharapkan memiliki sifat-sifat unggul, seperti produktivitas tinggi, kualitas baik dan tahan terhadap hama penyakit tertentu,​​​ termasuk penyakit layu fusarium.

Fajarudin mengatakan layu fusarium sangat sulit dikendalikan. Saat jamur Fusarium Oxysporum berada di tanah, maka sporanya dapat bertahan di tanah hingga 30 tahun atau 40 tahun, sehingga tanah yang sudah terinfeksi oleh jamur tersebut tidak bisa digunakan untuk budi daya pisang.

Peneliti dari kelompok riset penemuan gen dan pra-pemuliaan kerabat pisang liar dan tanaman lain itu juga menuturkan layu fusarium merupakan penyakit utama pisang. Jika tanaman pisang terkena layu fusarium, maka tanaman itu tidak bisa diselamatkan.

Tanaman pisang pun tidak sempat berbuah karena sudah telanjur layu lebih dulu. Pada bagian batang yang terinfeksi layu fusarium, terjadi perubahan warna menjadi kecoklatan atau kehitaman, begitu juga pada bonggol tanaman pisang.

Terkait masalah itu, Fajarudin menuturkan solusi utama untuk budi daya pisang adalah menanam pisang yang tahan fusarium. Hanya saja saat ini, belum ada tanaman pisang yang tahan fusarium dan cocok untuk industri.

Menurut dia, upaya eksplorasi keragaman genetik pisang Indonesia akan berkontribusi untuk mempercepat perbaikan genetik pisang.

Untuk itu, Fajarudin mengatakan pemetaan gen perlu dilakukan untuk menemukan dan mengidentifikasi gen-gen unggul untuk membantu perbaikan genetik pisang, termasuk pemuliaan tanaman pisang tahan layu fusarium

"Kalau kaitannya dengan ketahanan penyakit atau sifat yang tertentu, artinya kita harus mengeksplor semua, dari Sabang sampai Merauke, untuk kita lihat yang potensial," ujarnya.

Jika petani dapat menanam pisang yang tidak bisa terserang penyakit, maka dapat meningkatkan produktivitasnya, dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022