Kudus (ANTARA) - DPRD Jawa Tengah mendesak kepada Pemerintah Provinsi Jateng untuk segera melakukan pengadaan vitamin ternak guna menjaga kekebalan tubuh ternak agar tidak tertular penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Pemprov Jateng harus secepatnya melakukan pengadaan vitamin, karena kabupaten/kota yang terdapat kasus PMK sangat membutuhkan agar kasus PMK tidak semakin meluas," kata anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah Setia Budi Wibowo di Kudus, Jumat.
Baca juga: CIPS: distribusi vaksin perlu dipercepat cegah meluasnya PMK
Sementara jumlah populasi ternak di Jateng yang berpotensi tertular PMK, kata dia, berkisar 8 juta ekor. Sehingga upayanya saat ini dengan memberikan vitamin untuk meningkatkan antibodinya.
Pemerintah kabupaten/kota, kata dia, hingga kini kesulitan menganggarkan karena tidak tersedia alokasi untuk pengadaan vitamin. Sementara pemanfaatan dana tidak terduga juga tidak bisa karena belum ada surat dari pusat yang menyebutkan kondisi darurat wabah PMK.
Baca juga: Penyakit mulut dan kuku mengancam produktivitas ternak
Obat untuk penyembuhan ternak yang terpapar PMK, kata dia, juga belum tersedia, karena penyakit tersebut belum ada obatnya. Sedangkan vaksin untuk meningkatkan imunitas ternak yang ditunggu para peternak juga belum tersedia.
"Kabarnya Pemerintah Pusat baru bisa membagikan vaksin tersebut pada pertengahan Juli 2022. Dengan waktu tunggu setengah bulan harus diantisipasi dengan pemberian vitamin agar kasus PMK tidak semakin bertambah," ujarnya.
Baca juga: Bantul catat 460 ternak suspek penyakit mulut dan kuku
Saat ini saja, kata dia, jumlah kasus suspek PMK tercatat sebanyak 10.593 ekor yang tersebar di 32 kabupaten/kota. Hampir semua pasar ternak di Jateng juga ditutup demi mencegah penyebarannya semakin meluas.
Dari jumlah ternak yang suspek atau dicurigai terpapar PMK tersebut, sekitar 292 ekor di antaranya terkonfirmasi positif PMK.
Baca juga: Pasar hewan Temanggung ditutup pada 9-22 Juni, antisipasi sebaran PMK
Awalnya, imbuh politisi dari PKS itu, temuan kasusnya hanya 86 ekor di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Rembang, Banjarnegara, dan Boyolali.
"Rendahnya ternak yang terkonfirmasi PMK karena terbatasnya jumlah reagen untuk mengecek ada tidaknya virus yang mengakibatkan ternak terpapar PMK," ujarnya.
Baca juga: PPSKI minta pemerintah tetapkan PMK sebagai kejadian luar biasa
Meskipun kasus PMK merebak di 32 kabupaten/kota di Jateng, kata dia, angka mortalitas ternak hanya 5 persen. Sementara daging hewan ternak yang suspek PMK juga masih bisa dikonsumsi masyarakat dengan catatan dimasak dengan benar, sedangkan kaki dan mulut ternak sebaiknya dibuang dan jangan dikonsumsi. ***3***
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022