Jakarta (ANTARA) - Kereta kargo yang beroperasi antara Provinsi Shandong di China timur dan negara-negara di Asia Tengah dan Eropa tercatat semakin sibuk seiring dilanjutkannya kembali aktivitas produksi di banyak kawasan menyusul situasi epidemi COVID-19 yang membaik.
"Dengan dimulainya kembali pekerjaan dan aktivitas produksi serta bertambahnya permintaan ekspor, volume kereta kargo China-Eropa pun meningkat baru-baru ini," kata Liang Jihe dari China Railway Jinan Group Co., Ltd.
Liang mengatakan bahwa jumlah kereta "Qilu" yang berangkat ke Eropa dan Asia Tengah meningkat pesat menyusul penurunan secara tahunan (year on year/yoy) pada April. Kereta "Qilu" saat ini menjangkau 54 kota di 23 negara di sepanjang Sabuk dan Jalur Sutra.
Dalam lima bulan pertama tahun ini, kereta "Qilu" melakukan 751 perjalanan antara Jinan, ibu kota Provinsi Shandong, dan tujuan luar negeri mereka, naik 3,6 persen (yoy), menurut Ma Chunbo, Wakil Manajer Umum Shandong Hi-Speed Qilu Eurasia Railway Logistics Co., Ltd.
"Kami menyediakan layanan kereta khusus untuk sejumlah perusahaan terkenal serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), untuk membantu menstabilkan logistik internasional dan rantai industri," kata Ma.
Sejak "perjalanan" pertama kereta tersebut pada pertengahan April lalu, Jinan Maisen New Material, sebuah perusahaan start-up yang mengekspor bahan kimia konstruksi, menghasilkan pendapatan sebesar 3 juta yuan (1 yuan = Rp2.177) dari lima pengiriman barang ke negara-negara Eropa melalui kereta kargo China-Eropa, menurut manajer Li Yiwei.
"Dibandingkan dengan transportasi laut dan udara, layanan kereta kargo China-Eropa cukup cepat dan harganya terjangkau," ujar Li, seraya menambahkan bahwa efisiensi yang tinggi bermanfaat bagi perputaran modal, baik bagi para eksportir China maupun importir Eropa.
Kereta kargo China-Eropa membantu perusahaan-perusahaan perdagangan Shandong untuk memperluas bisnis di Eropa, menurut Ma. Hingga akhir April, kereta "Qilu" telah melakukan total 5.000 perjalanan sejak diluncurkan pada 2018.
"Tiga hingga empat tahun lalu, sebagian besar barang ekspor merupakan kebutuhan sehari-hari dan pakaian, yang bernilai tambah rendah," kata Xie Yuan, Manajer Bea Cukai Sinotrans Jinan International Logistics Co., Ltd.
Namun, dalam dua tahun terakhir, lebih banyak produk bernilai tambah tinggi, termasuk peralatan rumah tangga, peralatan mekanis besar, mesin pengukiran laser, dan produk-produk pertanian unggulan, telah dikirim ke luar negeri, ujar Xie.
"Meskipun logistik global terhambat dan perdagangan internasional menyusut akibat pandemi, kereta 'Qilu' memastikan operasi yang stabil dan memperdalam kerja sama perdagangan antara Shandong dan negara-negara di Sabuk dan Jalur Sutra," kata Liu Ze, seorang ahli ekonomi.
Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022