Hal tersebut terbukti dari habisnya penjualan area lahan fase pertama seluas 450 hektare sehingga saat ini pengembangan memasuki fase kedua dimana pengembangan kawasan mencakup seluas 1.000 hektare
Jakarta (ANTARA) - PT PP (Persero) Tbk, BUMN konstruksi dan investasi, menilai Kawasan Industri Terpadu/KIT Batang, Jawa Tengah, dapat menjadi sentra industri baru dengan harapan mampu mendatangkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
"Hal tersebut terbukti dari habisnya penjualan area lahan fase pertama seluas 450 hektare sehingga saat ini pengembangan memasuki fase kedua dimana pengembangan kawasan mencakup seluas 1.000 hektare," kata Direktur Utama PT PP (Persero) Novel Arsyad dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Seremoni implementasi rencana fase kedua industri baterai ditandai dengan dilakukannya prosesi penekanan tombol oleh Presiden Joko Widodo yang dilaksanakan pada Rabu (8/6) bertempat di lokasi KIT Batang, Jawa Tengah.
Proyek Strategis Nasional (PSN) di KIT Batang saat ini terus menunjukkan tren positif di tengah pemulihan ekonomi dunia usai dilanda pandemi. KIT Batang memiliki beberapa keunggulan dan potensi dimana hal tersebut dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di kawasan ini.
Adapun beberapa keunggulan dan potensi yang dimiliki oleh KIT Batang, antara lain harga lahan yang murah dan bersaing, minim konflik sosial, UMR yang kompetitif, serta dukungan oleh sarana dan prasarana yang cukup lengkap dan memadai sebagai fasilitas penunjang.
Proyek pembangunan KIT Batang yang digagas oleh pemerintah bertujuan mendorong penguatan sektor industri di Indonesia. Oleh karena itu, PT PP selalu mendukung setiap program yang dicanangkan oleh Pemerintah dalam rangka meningkatkan geliat perekonomian di Indonesia.
KIT Batang terletak di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah yang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 hektare. Pembangunan KIT Batang dibagi menjadi 3 kluster, yaitu Kluster I seluas 3.100 hektare, Kluster II seluas 800 hektare, dan Kluster III seluas 400 hektare.
KIT Batang merupakan salah satu kawasan pilihan yang ditawarkan dapat menjadi sentra industri baru dimana dengan dibukanya kawasan tersebut diharapkan dapat mendatangkan para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Novel mengatakan kementerian/lembaga telah berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam membangun dan menyiapkan fase pertama seluas 450 hektare di KIT Batang dimana seluruh area tersebut telah digunakan untuk pembangunan berbagai industri, mulai dari pabrik kaca, pabrik pipa, hingga pabrik baterai listrik.
"Perseroan optimistis bahwa kehadiran berbagai industri besar di KIT Batang akan membawa dampak baik bagi masyarakat terutama penyediaan lapangan pekerjaan. Selain itu, kehadiran industri besar tersebut tentunya akan turut meningkatkan pendapatan negara sehingga berdampak terhadap perekonomian nasional,” katanya.
KIT Batang dikelola dan dimiliki oleh Konsorsium BUMN dan Perumda, yang terdiri dari PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero), PT PP (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), dan Perumda Batang.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022