London (ANTARA News) - Sebanyak 33 orang TKW bermasalah yang berada di penampungan sementara KJRI Dubai mengikuti sekolah yang ditujukan untuk menambah ketrampilan mereka bila kelak kembali ke tanah air.
Konsul Jenderal RI Dubai, Mansyur Pangeran, didampingi Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) KJRI Dubai, Ibu Febie Mansyur, meresmikan sekolah TKW untuk para TKW yang saat ini berada di penampungan sementara KJRI Dubai untuk periode tahun 2012, demikian Sekretaris Pertama/ Konsul Fungsi Pensosbud KJRI Dubai, Adiguna Wijaya kepada ANTARA London, Selasa.
Acara peresmian yang berlangsung di ruang serba guna KJRI Dubai ini dihadiri seluruh staff dan anggota DWP KJRI Dubai pada hari pertama sekolah dimulai Senin yang diikuti sebanyak 33 orang TKW bermasalah yang ada di penampungan sementara KJRI Dubai.
Pelaksanaan Sekolah TKW KJRI Dubai terdiri dari beberapa kelas, yaitu kelas bahasa Inggris tingkat dasar dan menengah, ketrampilan/menjahit, menata meja dan menghidangkan makanan (table manner) termasuk merangkai bunga, komputer, serta kelas tambahan yaitu Kejar Paket A untuk para TKW yang belum lancar membaca dan menulis.
Program pembelajaran setiap kelasnya akan dilaksanakan selama hari kerja dan Sabtu pada sore hari dengan durasi sekitar dua jam dan KJRI Dubai menyediakan seluruh kebutuhan dan peralatan kelas bagi para murid.
Para tenaga pengajar merupakan relawan yang berasal dari para ibu masyarakat Indonesia yang berada di Dubai maupun anggota DWP KJRI Dubai yang memiliki latar belakang profesi dan pendidikan yang terkait.
Meskipun para guru tersebut mengajar secara sukarela, akan tetapi mereka telah mempersiapkan materi pelajaran dan berbagai bahan pendukung pelajaran dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Konjen Mansyur menyatakan Sekolah TKW yang diadakan kerja sama KJRI Dubai dan DWP KJRI Dubai ditujukan bagi TKW yang ada di penampungan sementara sambil menunggu proses penyelesaian hukum dan administrasi atas berbagai kasus yang dihadapi terkait dengan instansi di Dubai dan Emirat lainnya di wilayah utara UAE.
Diharapkannya TKW dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya keberadaan sekolah ini, ketimbang selama ini tidak banyak yang dilakukan selama di penampungan.
Konjen Mansyur menegaskan tujuan utama diadakannya sekolah ini adalah untuk pembinaan dan pemberdayaan para TKW di penampungan sementara KJRI Dubai dan sekolah ini ditujukan sebagai sarana pembelajaran bagi TKW untuk menambah bekal kemampuan dan keterampilan mereka, ujarnya.
Hal ini dimaksudkan agar sekembalinya ke tanah air diharapkan tidak lagi mencari kerja ke luar negeri menjadi TKW, namun mencoba untuk mencari penghidupan yang lebih baik berdasarkan pengetahuan dan ketrampilan diperoleh setelah mengikuti sekolah.
KJRI Dubai mulai melaksanakan Sekolah TKW sejak Januari 2011 dengan 13 murid yang berada di penampungan sementara KJRI Dubai yang mengikuti pelaksanaan sekolah secara penuh dan memperoleh sertifikat yang diserahkan dalam rangkaian kegiatan upacara peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-66 tahun lalu.
Sekolah dilaksanakan di ruang serba guna dan ruang konsuler KJRI Dubai dan ruang serba guna KJRI Dubai yang pada waktu jam kerja berfungsi sebagai ruang tamu pada setiap sore hari dirubah menjadi ruang kelas dan juga ruang pelayanan konsuler dimanfaatkan menjadi ruang kelas di waktu sore hari.
Sebagian besar tenaga pengajar Sekolah TKW KJRI Dubai guru yang sama dengan tahun yang lalu, yaitu Ibu Indah Brown untuk kelas bahasa Inggris, Ibu Indriyani Muhammad Bram mengajar di kelas menjahit dan ketrampilan), serta Ibu Putri Feigl dan Ibu Ari Martin mengajarkan table manner dan merangkai bunga serta Ibu Ernawati Wawan untuk kelas Kejar Paket A. Untuk tenaga pengajar baru yaitu ibu Riana Irawati untuk kelas Bahasa Inggris, ibu Westi Sudrajat dan ibu Sri Mujiati yang mengajar kelas Komputer.
Selain itu, anggota DWP KJRI Dubai juga akan bertugas piket secara bergantian setiap harinya untuk membantu kelancaran pelaksanaan kelas Sekolah TKW. (ZG)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012