Ponorogo (ANTARA News) - Sebuah rumah di Desa Baosan Lor, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, nyaris rata dengan tanah setelah diterjang tanah longsor, Senin.
Tidak ada laporan korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun longsor di tempat berbeda menyebabkan akses jalan Dusun Tunjungan, Desa Ngrayun sempat terputus karena ditimbun longsor dalam radius 50 meter.
"Longsor yang menutup jalan desa ini sudah disingkirkan dengan cara gotong royong," kata Ketua Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Siswanto.
Longsor di dua lokasi tersebut terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Ngrayun selama kurang lebih tiga jam. Tanah yang berada di atas pemukiman kemudian longsor dan mengenai rumah Darmani hingga ambruk dan tertimbun material tanah bercampur batu yang runtuh dari bukit.
Beruntung, ketika peristiwa itu terjadi, keluarga Darmani terlebih dahulu lari menyelamatkan diri. "Saat mendengar gemuruh, kami langsung lari menyelamatkan diri," tutur Darmani.
Pihak BPBD sendiri kini tengah memproses data-data kerusakan dan kerugian yang diderita Darmani. Dia mengatakan, untuk jangka pendeknya, pihak daerah telah menyalurkan bantuan berupa bahan kebutuhan pokok.
Untuk tahun 2012 ini alokasi anggaran tak terduga di APBD Ponorogo tercatat hanya dialokasikan sekitar Rp2 miliar. Padahal, sesuai catatan BPBD dari awal tahun sampai pertengahan Januari ini, di wilayah Kabupaten Ponorogo setidaknya telah terjadi sekitar 15-20 kali bencana tanah longsor.
Bencana musiman ini mayoritas terjadi di wilayah Kecamatan Ngrayun, sementara sisanya terjadi di empat kecamatan lain, yakni Kecamatan Sawo, Slahung, Ngebel, dan Soko.
Berdasarkan data Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpolinmas) Ponorogo, paling tidak ada tujuh kecamatan yang masuk kategori rawan longsor, yakni Slahung, Ngrayun, Sambit, Sawoo, Soka, Pulung, Pudak, dan Ngebel.
(KR-SAS)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012