Jakarta (ANTARA News) - Political Branding yang kerap dilakukan oleh banyak partai politik memiliki hubungan yang erat dengan Public Relation (kehumasan) dalam membangun sebuah komunikasi yang baik, jujur, terbuka dan sesuai dengan realitas.
"Partai politik dan tokohnya harus membangun sebuah komunikasi yang baik, jujur, terbuka dan punya realitas," kata Prita Kemal Gani Ketua Umum Perhumas dalam diskusi "Political Branding and Public Relations" Perhimpunan Hubungan Masyarakat (PERHUMAS) yang dilaksanakan di kampus LSPR Jakarta.
Menurutnya Masyarakat atau Public Relations saat ini tak hanya berkutat dengan dunia bisnis, namun juga dilibatkan dalam dunia politik, dunia yang atmosfirnya mudah sekali berubah.
Dalam buku Political Branding and Public Relations yang merupakan buku kedua dari Trilogi "PR Magic" karya Silih Agung Wasesa mengadopsi pencitraan merek untuk partai politik dan political branding politisi dan mengungkap eratnya kaitan antara merek politik dan kehumasan.
Selain itu diungkapkan pula mengenai bagaimana komunitas membentuk merek politik, politik, public relations, dan rekayasa citra, segementasi publik, target pemilih, dan personal branding kandidat, mata pemilih, hati rakyat, dan citra politik, manajemen media massa dengan impresi politik.
Perhumas adalah organisasi profesi para praktisi Humas dan Komunikasi Indonesia yang didirikan pada tanggal 15 Desember 1972. Perhumas secara resmi telah tercatat di Depdagri sebagai organisasi nasional kehumasan di Indonesia dan pada International Public Relation Association (IPRA) yang berkedudukan di London.
Perhumas bertujuan meningkatkan keterampilan professional, memperluas dan memperdalam pengetahuan, meningkatkan kontak dan pertukaran pengalaman antara anggota sertaberhubungan dengan organisasi serumpun di dalam dan luar negeri. (yud)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012