Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta Senin pagi bergerak menguat 75 poin ke posisi Rp9.075 dibanding sebelumnya Rp9.150 per dolar AS.
Managing Research Indosurya Asset Management Reza Priyambada, di Jakarta, Senin, mengatakan mata uang rupiah kembali menguat terhadap dolar AS seiring dengan sebagian besar mata uang Asia.
Ia menambahkan, penguatan mata uang dalam negeri diperkirakan hanya sementara seiring dengan pemangkasan peringkat pada beberapa negara Eropa oleh Standard & poor`s (S&P).
"Mata uang domestik kembali menguat terhadap dolar AS ditengah sentimen negatif pemangkasan peringkat negara Eropa oleh S&P," ujar dia.
Ia menambahkan, kabar dari lembaga pemeringkat Fitch yang juga akan menurunkan peringkat beberapa negara Eropa seperti Hongaria dan Belgia menambah sentimen negatif bagi pasar uang ke depannya.
Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, pasar keuangan global kembali dikagetkan dengan keputusan S&P memangkas sembilan negara uni Eropa (UE) pada akhir pekan lalu termasuk Perancis, dan mempertahankan peringkat enam negara EU lainnya termasuk Jerman.
"Sembilan negara UE tersebut adalah Perancis, Austria, Spanyol, Italia, Portugal, Siprus, Malta, Slowakia dan Slovenia," kata dia.
Ia mengatakan, pemangkasan terhadap Perancis dan Austria cukup mengagetkan walaupun sebulan sebelumnya S&P telah memberikan ancaman terhadap kemungkinan pemangkasan itu, juga termasuk kepada Jerman, sebelum pertemuan pemimpin UE 9 Desember 2011 lalu.
"Selama ini Perancis merupakan salah satu negara motor UE bersama Jerman," kata dia.
Ia memproyeksikan, nilai tukar rupiah diperkirakan akan melemah di kisaran Rp9.180 hingga Rp9.200 per dolar AS.
(KR-ZMF/R010)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2012