Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto mengatakan perkelahian yang terjadi antara prajurit TNI dan anggota Polri di Ambon dipicu oleh persoalan individual, bukan dilatarbelakangi oleh pemisahan institusional TNI-Polri.
"Perkelahian itu individual. Spontan. Tidak terencana," kata Panglima TNI kepada wartawan, di sela-sela rapat kerja antara Palima TNI dan Komisi I DPR di DPR Senin.
Pernyataan itu dikemukakan Panglima TNI untuk mengomentari kasus perkelahian antara seorang prajurit TNI dan anggota Polri, yang menyebabkan tewasnya Bribda Arnold W di Ambon beberapa hari lalu.
Sebelumnya anggota Komisi III DPR, Mahfud MD mengemukakan munculnya kecenderungan konflik anggota TNI-Polri terutama di daerah konflik merupakan kelanjutan dari masalah psikologis pemisahan Polri dari TNI.
Panglima TNI mengatakan mereka yang berkelahi itu adalah anggota TNI dan anggota Polri yang masih remaja, sehingga gejolak emosinya masih tinggi.
Panglima TNI menolak anggapan bahwa perkelahian itu merupakan aksi yang direncanakan. Djoko Suyanto menambahkan bahwa perkelahian antara anggota TNI dan Polri bisa terjadi di mana-mana. "Bisa di Wamena, bisa di sini (Jakarta)," katanya.
Untuk mengisolasi perkelahian di Ambon, Panglima TNI telah menginstruksikan untuk dilakukannya rapat-rapat gabungan antara pimpinan TNI dan Polri di Ambon.
"Rapat-rapat itu harus dilakukan gabungan, bukan sendiri-sendiri. Tujuannya untuk mengisolasi konflik," kata Panglima.
Konflik antara anggota TNI dan Polri yang terjadi di Ambon juga dinilai Panglima TNI sebagai peristiwa kasuistis. (*)
Copyright © ANTARA 2006