Beberapa agenpos telah sanggup mempekerjakan sampai 14 pegawai dan beberapa lainnya sanggup berkontribusi pendapatan lebih dari Rp1 miliar pada 2011,"

Jakarta (ANTARA News) - Ingin wirausaha? mungkin anda bisa pertimbangkan tawaran dari PT Pos Indonesia untuk wirausaha agenpos.

"Beberapa agenpos telah sanggup mempekerjakan sampai 14 pegawai dan beberapa lainnya sanggup berkontribusi pendapatan lebih dari Rp1 miliar pada 2011," kata Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT Pos Indonesia Setyo Riyanto di Jakarta, Sabtu.

Setyo mengemukakan, agenpos merupakan konsep pengembangan jaringan melalui kerja sama kemitraan antara PT Pos dengan mitra baik perorangan maupun badan usaha dalam rangka memberikan pelayanan pos secara lebih luas.

Layanan agen pos meliputi penjualan prangko, meterai, benda filateli dan benda pos lain, pengiriman surat, dokumen dan barang melalui pos kilat khusus, POS Express dan Express Mail Service (EMS) untuk jangkauan kiriman sampai ke luar negeri, penerimaan pembayaran billing dan tagihan melalui Pos Pay dan pengiriman serta pembayaran uang melalui Weselpos Instan.

PT Pos Indonesia tahun ini menargetkan pembangunan jaringan 1.500 agenpos di seluruh Indonesia.

"Pemohon dapat memberikan layanan jasa keuangan atau layanan jasa kurir atau kedua layanan tersebut sekaligus kepada masyarakat," katanya.

PT Pos Indonesia akan memberikan fee atau imbal jasa secara progresif sampai dengan 20 persen untuk layanan jasa kurir.

Setyo menerangkan, pemohon cukup datang ke kantor pos terdekat atau ke kantor divisi regional untuk dapat bergabung bersama 3.817 kantor pos lainnya dalam memberikan layanan pos kepada masyarakat.

Ia menegaskan, hal itu dapat menjadi peluang usaha yang aman, mudah, dan menguntungkan mengingat pihaknya tidak memungut biaya apapun bagi pemohon yang ingin mengajukan diri menjadi agenpos.

Pemohon cukup mengisi formulir, menyediakan tempat yang representatif untuk saha, dan menyediakan satu unit komputer dengan koneksi internet."Tidak ada biaya apapun yang dipungut untuk menjadi agenpos," demikian Setyo Riyanto.
(H016)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012