Mataram (ANTARA News) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat kerajinan gerabah Lombok mampu menembus pasar di 14 negara yang tersebar di kawasan Asia, Eropa dan Afrika.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Imam Maliki di Mataram Sabtu mengatakan, sebagian besar produk kerajinan gerabah tersebut diekspor oleh lima eksportir melalui pelabuhan Tanjuk Perak Surabaya, Jawa Timur dan Tanjung Priok, Jakarta.
"Eksportir lebih memilih mengekspor barang melalui pelabuhan di luar NTB karena biayanya lebih efisien," ujarnya.
Negara di kawasan Asia yang menjadi pasar produk kerajinan gerabah Lombok pada 2011 adalah Singapura dengan nilai ekspor mencapai 1.626 dolar AS, Myanmar 1.749 dolar AS, Malaysia 7.110 dolar AS dan Australia senilai 36.530 dolar AS.
Sementara di kawasan Eropa yakni Italia senilai 13.927 dolar AS, Jerman 942 dolar AS, Swiss 859 dolar AS, Belgia 161 dolar AS, Prancis 8.297 dolar AS, Belanda 1.469 dolar AS dan Spanyol senilai 279 dolar AS.
Amerika Serikat mengimpor gerabah senilai 33.755 dolar AS, Meksiko 1.743 dolar AS dan Afrika Selatan senilai 320 dolar AS."Total nilai eskpor kerajinan gerabah NTB pada 2011 mencapai 108.773 dolar AS," ujarnya.
Menurut dia, peluang pasar di luar negeri untuk berbagai produk kerajinan masih terbuka lebar, namun peluang tersebut belum bisa digarap secara optimal oleh para pengusaha kerajinan di NTB.
Hal itu tidak lepas dari berbagai kendala seperti mutu dan desain yang kurang memenuhi selera pasar, kurangnya pengetahuan para pengusaha kerajinan tentang perdagangan luar negeri dan masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia, khususnya penguasaan teknologi, manajemen, wawasan bisnis terkait dengan pendidikan perajin.
Melihat kondisi itu, kata Maliki, pihaknya mencoba memfasilitasi melalui temu wicara dengan para pengusaha maupun produsen dalam rangka meningkatkan kualitas produk gerabah.
Pemerintah juga berupaya meningkatkan pengetahuan para pengusaha mengenai informasi perdagangan luar negeri serta memotivasi semua pihak untuk membantu para pengusaha bisa mengikuti pameran skala internasional.
"Ada beberapa negara yang sudah bersedia menjadi fasilitator dalam rangka meminimalisir kendala yang dihadapi. Itu sudah dilakukan dan saya rasa itu cukup efektif, terutama dalam hal peningkatan kualitas produk," ujarnya.
(KR-WLD/S004)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012