Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda yang baru saja dilantik, Retno Marsudi mengatakan, hubungan yang khas dan berlangsung lama antara Indonesia dan Belanda perlu mendapatkan pengelolaan yang baik sehingga perlu menciptakan atmosfir yang khusus.
"Hubungan khusus ini perlu dikelola dengan baik, untuk menjamin kemitraan yang saling menguntungkan bagi kedua negara sekarang dan di masa-masa mendatang," kata Dubes dalam acara perkenalannya dengan jajaran diplomat dan staf lokal KBRI di Den Haag, Jumat.
Retno menjadi Duta Besar (Dubes) wanita Indonesia pertama untuk Kerajaan Belanda. Pada saat itu Dubes juga berharap mendapat dukungan dan kerja sama semua diplomat dan staf untuk bisa membangun peningkatan hubungan diplomatik yang lebih baik serta saling pengertian yang lebih kuat.
Retno Marsudi baru saja tiba di Belanda dengan menggunakan penerbangan langsung dari Jakarta, dan tiba di bandara Schipol Amsterdam Jumat (13/1) siang dan langsung menuju Den Haag untuk secepatnya memulai pekerjaannya sebagai duta besar yang baru untuk Kerajaan Belanda.
Den Haag bukanlah kota yang asing buat Retno, karena pernah bertugas sebagai pejabat konselor bidang ekonomi pada tahun 1997-2001. Perempuan yang menggemari olahraga "jogging" dan bersepeda itu sebelum menjabat duta besar memegang posisi Dirjen Hubungan Amerika dan Eropa pada April 2008 hingga Januari 2012.
Pada tahun 2005 - 2008 ia menjabat Dubes RI untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia. Retno bahkan sempat mendapat anugerah bintang jasa "Grand Officer" dari Raja Norwegia yang menjadikanya orang Indonesia pertama memperoleh penghargaan tersebut.
"Bagaimanapun Belanda merupakan mitra yang penting bagi Indonesia dalam bidang perdagangan, investasi serta pariwisata, sehingga perlu ditingkatkan kerja samanya di tahun-tahun mendatang. Belanda juga menjadi pintu gerbang ke Eropa bagi Indonesia. Itu sebabnya perlu dibangun kerja sama yang khusus," kata mantan Direktur Kerja sama Intra Kawasan Amerika-Eropa itu.
(T.B011/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012